Ketikamenceritakah kisah Nabi Adam, tentu secara otomatis pikiran kita langsung tertuju pada proses penciptaannya dan peristiwa keangkuhan iblis.. Kisah ini memang kerap menjadi rujukan penting ketika menceritakan kisah Nabi Adam karena nilai spiritual serta sejarahnya yang sangat penting. Kisah ini juga tercantum dalam Al-Quran. Alkisah sebelum penciptaan makhluk hidup, Allah SWT Kisah nabi dan rasul selalu berhasil menarik perhatian. Melalui cerita-ceritanya, kita dapat memiliki gambaran tentang betapa baik dan mulianya sosok nabi tersebut sehingga patut dijadikan sebagai panutan. Mempelajari kisah nabi dan rasul ini bisa menambah ilmu pengetahuan. Selain itu, juga dapat memberikan pelajaran tersendiri yang diambil dari kisah-kisahnya. Jadi, bermanfaat bagi kehidupan. Sebaiknya, kisah nabi dan rasul dikenalkan para orangtua sejak masa ini karena anak membutuhkan metode belajar yang menyenangkan. Misalnya, dari bercerita tentang kisah nabi dan rasul melalui buku bergambar atau ilustrasi menarik. Salah satu cerita yang bisa dibagikan, yaitu kisah Nabi Adam AS, manusia pertama ciptaan Allah SWT. Beserta awal mula munculnya kehidupan di muka rangkum kisah Nabi Adam dari buku “Kisah 25 Nabi dan Rasul” yang disusun oleh Muflihun Hasan dan berbagai sumber lainnya. 1. Allah SWT telah menciptakan bumi, malaikat, dan IslamiJauh sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah SWT telah lebih dahulu menciptakan langit, bumi, dan seluruh isinya. Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran surah Hud ayat 7, Allah SWT menciptkan langit dan bumi dalam waktu 6 masa, 1 hari atau 1 masa di sisi Allah sama dengan 1000 tahun menurut hitungan manusia. Allah SWT adalah Sang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jadi, apabila Dia menghendaki untuk menciptakan sesuatu, Dia hanya perlu berfirman, “KUN” jadilah, maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya. Tidak hanya menciptakan langit, bumi, dan isinya, Allah SWT menciptakan malaikat. Malaikat dibuat dari Nur atau cahaya sebagai makhluk yang selalu taat kepada Allah SWT. Malaikat memiliki akal, tetapi tidak dianugerahi nafsu sehingga tidak makan, tidak minum, tidak bersyahwat, tidak pernah berdosa, dan tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Selain malaikat, Allah SWT juga menciptakan jin atau iblis yang terbuat dari api. Berbeda dengan malaikat, jin atau iblis ini memiliki jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Terdapat jin yang patuh terhadap Allah SWT, ada pula jin yang membangkang sehingga disebut sebagai iblis atau setan. Iblis merupakan nenek moyang setan. Baik iblis maupun keturunannya, mereka sangat ingkar pada Allah SWT. Bahkan, tugasnya selalu menggoda manusia untuk berada dalam jalan yang sesat dan buruk. Hingga akhirnya, manusia yang sama berdosanya itu masuk ke neraka bersama mereka. 2. Nabi Adam diciptakan sebagai pengatur IslamiSetelah menciptakan bumi beserta isinya, lalu malaikat, dan juga iblis. Allah SWT kembali menciptakan makhluk lain, ialah manusia dari tanah liat dan lumpur malaikat sempat bertanya pada Allah SWT dan berkata kurang setuju, “Mengapa Engkau akan menciptakan manusia yang hanya akan berbuat kerusakan di muka bumi, mereka akan saling bermusuhan, dan saling menumpahkan darah membunuh antar sesamanya. Bukankah kamu senantiasa patuh dan mengagungkan nama-Mu?”.Allah SWT pun berfirman, “Sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” Qs. Al-Baqarah 30. Kemudian, Allah SWT menghembuskan ruh kepadanya sehingga dapat hidup seperti manusia saat ini. Manusia pertama tersebut bernama Nabi Adam. Allah SWT sengaja menciptakan Nabi Adam untuk menjadi pengatur atau pengelola di bumi. Selain itu, Allah SWT juga menganugrahkan akal dan nafsu, serta dibekali dengan ilmu dan hikmah. Hal ini membuat manusia memiliki kelebihan dibandingkan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. 3. Para malaikat dan iblis diperintahkan bersujud pada Nabi IslamiUsai menciptakan Nabi Adam, Allah SWT pun memerintahkan para malaikat, jin, dan iblis untuk bersujud kepadanya. Sebagai bentuk rasa hormat kepada Nabi Adam. Malaikat yang taat langsung mematuhi perintah Allah SWT dan bersujud di hadapan Nabi iblis menolaknya dengan membangkang kepada perintah Allah SWT sehingga tidak mau bersujud pada Nabi Adam karena merasa sombong dan menganggap dirinya lah yang paling baik. Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 34, “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”Ketika mendengarnya, Allah SWT murka. Lalu, mengutuk hingga mengeluarkan iblis dari surga. Iblis yang rela diusir tersebut pun memohon kepada Allah SWT untuk dibiarkan hidup dengan umur panjang hingga hari kiamat tiba. Masih dalam sifatnya yang jahat, iblis kemudian bertekad dan bersumpah untuk menyesatkan Nabi Adam beserta keturunannya agar berbuat dosa pada Allah SWT. Editors' Picks4. Dahulu, Nabi Adam tinggal di IslamiDalam hadits riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa Nabi Adam memiliki tinggi hingga 60 hasta dengan rambut yang lebat. “Sesungguhnya, Allah telah menciptakan Adam dalam bentuk seorang laki-laki yang tubuhnya sangat tinggi dan rambutnya sangat lebat. Tubuhnya seperti buah kurma yang menjulang sangat tinggi.”Sebagai makhluk yang diciptakan lebih sempurna dari malaikat dan iblis, Nabi Adam diberkahi dengan akal, nafsu, ilmu, dan hikmah. Allah SWT juga mengajarkan nama-nama benda yang dilihatnya ketika hidup di surga. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 31 yang artinya, “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama benda semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kamu yang benar!"”Kemudian, Adam menyebutkan nama-nama benda yang dimaksud sehingga malaikat pun kagum seraya memberi hormat padanya. Surga, tempat tinggal Nabi Adam ini terasa sangat indah, damai, dan nyaman untuk dihuni. Segala kebutuhannya juga terpenuhi dengan baik. Namun, ada satu hal yang membuat Nabi Adam merasa kurang. Nabi Adam kesepian karena tidak memilikin teman. Padahal, semua makhluk di surga saling berpasangan. 5. Allah SWT menciptakan Hawa sebagai teman hidup Nabi IslamiSebagai Sang Maha Tahu atas segala sesuatu, termasuk perasaan dalam hati makhluk-Nya. Allah SWT pun menciptakan manusia kembali sebagai teman dan pasangan untuk Nabi Adam. Ketika Nabi Adam tertidur, Allah SWT menciptakan manusia lain berjenis kelamin perempuan bernama Hawa, dari tulang rusuk Nabi Adam. Saat terbangun, Nabi Adam pun terkejut akan kehadiran Hawa dan merasa senang ketika mengetahui bahwa Hawa datang sebagai teman hidupnya. Dalam Alquran Surah An-Nisa ayat 1, Allah SWT berfirman yang artinya, “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu Adam, dan Allah menciptakan pasangannya Hawa dari diri-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan peliharalah hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”Kemudian, Allah SWT persilakan Nabi Adam dan Hawa tinggal di surga untuk menikmati semua nikmat-Nya. Hanya saja, Allah SWT melarang Nabi Adam dan Hawa untuk mendekati salah satu pohon di dalam Nabi Adam dan Hawa terbuai bujukan IslamiAllah SWT menjelaskan dalam Alquran Surah Al-Araf ayat 19 yang artinya, “Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. Apabila didekati kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.”Pohon yang dimaksud adalah pohon buah khuldi. Namun, Nabi Adam dan Hawa tidak bisa menepati janjinya pada Allah SWT sehingga melanggar perintah dengan memakan buah khuldi. Hal ini karena adanya bujukan dan rayuan dari iblis. Saat iblis yang terusir kembali masuk ke surga, iblis berusaha keras menyesatkan Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi. Meski usahanya meyakinkan Nabi Adam dan Hawa berulang kali ditolak, iblis tidak tinggak diam. Iblis kembali membisikkan tipu muslihatnya kepada Nabi Adam dan Hawa. Hingga akhirnya memetik dan memakan buah khuldi. Peristiwa tersebut diterangkan dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 36 yang artinya, “Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya di sana surga. Dan Kami berfirman, "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan."”Usai memakan buah khuldi, Adam dan Hawa menyesal dan seluruh auratnya terbuka. Keduanya kebingungan dan berjalan kesana-kemari sekaligus berusaha menutup aurat mereka dengan dedaunan surga. 7. Nabi Adam, Hawa, dan iblis turun ke IslamiKeduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”Meski Nabi Adam dan Hawa telah berusaha memohon ampunan dan Allah SWT memaafkan serta menerima tobatnya, tetapi keputusan untuk keluar dari surga tidak dapat dihindari. Allah SWT tetap mengeluarkan Nabi Adam dan Hawa dari surga yang penuh dengan kenikmatan. Hal ini sesuai dengan kehendakNya yang menciptakan manusia sebagai pengatur atau pengelola di bumi. Iblis pun kembali terusir dari surga dan harus hidup di bumi meski pada alam yang berbeda dengan manusia. Di bumi inilah, manusia hidup, mati, dan dibangkitkan oleh Allah SWT. Selain itu, di bumi juga lah iblis akan terus merayu dan menggoda untuk membawa manusia ke dalam keburukan. Sebagaimana sumpah iblis dalam Alquran Surah Al-Araf ayat 16–17 yang artinya, “Iblis menjawab, Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”Namun, jika manusia senantiasa mengikuti petunjuk dari Allah SWT dan berada dalam jalan yang lurus, yaitu ajaran agama, niscaya akan selamat dari tipu daya iblis. Seperti firman-Nya dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 38–39 yang artinya“Kami berfirman, "Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”8. Setelah berhasil bertemu, kehidupan di bumi pun IslamiAkhirnya, Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke muka bumi dalam keadaan terpisah. Keduanya berpencar dan saling mencari dalam waktu yang sangat lama. Belum lagi, banyak rintangan yang dilalui karena pada saat itu keadaan bumi cukup menyeramkan dan tidak ada manusia. Digambarkan bahwa keadaan bumi terdiri dari gunung-gunung yang menjulang tinggi, jurang-jurang terjal menganga lebar, pohon-pohon raksasa tumbuh berserakan, sungai-sungai besar maupun kecil membentang, hutan belantara lebat, semak-semak membelukar, dan binatang buas berkeliaran. Selain itu, terdapat tantangan lain, berupa angin, badai, petir, hujan, panas matahari, gempa, topan, dan gejala alam lainnya. Meski dipenuhi hambatan, Allah SWT telah menganugrahkan Nabi Adam dan Hawa akal sehat untuk mengatasi kesulitan hidupnya di dunia. Setelah bertahun-tahun lamanya, keduanya pun dipertemukan oleh Allah SWT di Jabal Rahmah, sebuah bukit yang kerap disebut gunung. Tepatnya, di dekat Padang Arafah. Peristiwa bertemunya kembali antara Nabi Adam dan Hawa kemudian diperingati setiap tahunya oleh umat Islam seluruh dunia. Dengan cara wukuf di Padang Arafah bagi yang menjalankan ibadah haji dan puasa di hari Arafah bagi yang tidak menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Nabi Adam bersama Hawa memulai kehidupan baru di muka bumi dan menjalani peran sebagai cikal bakal manusia. Diceritakan bahwa keduanya hidup di goa yang besar dan lebar sebagai tempat perlindungan. Adanya akal yang diberikan Allah SWT membuat Nabi Adam dan Hawa mulai mampu mengelola alam di sekitar. Hingga seiring berjalannya waktu, mereka juga dikaruniai anak. Setiap Hawa melahirkan, anaknya selalu kembar, yaitu laki-laki dan perempuan. Pada tahun pertama, anak laki-laki tersebut diberi nama Qabil. Sementara anak perempuan bernama Iqlima. Di tahun berikutnya, Nabi Adam dan Hawa kembali dikaruniai anak kembar. Dengan nama Habil dan Labuda. Baik Nabi Adam dan Hawa, mereka bekerjasama dalam membesarkan anak-anak kembarnya. Keduanya nemberikan kasih sayang serta pendidikan yang adil, tanpa harapan, anak-anaknya ini bisa memiliki keturunan lain secara luas untuk mengisi dan memakmurkan bumi Allah SWT. Itulah cerita singkat mengenai kisah Nabi Adam. Semoga Mama dan Papa yang menceritakan kisah ini pada anak-anak bisa mengambil hikmahnya. Selain itu, juga meningkatkan keimanan kita pada Allah SWT. Baca jugaMengajarkan Perbedaan Nabi dan Rasul pada Anak25 Nama Nabi dan Rasul yang Harus Dihafal Anak dalam Agama IslamKisah Nabi Ibrahim sebagai Sejarah Islam Hari Raya Idul Adha
  1. Звոйопрυ ծοглиլ уλ
  2. Օ се ωձу
Kejadianpertama ini, menjadi sebuah peristiwa besar dan memberikan pengaruh besar dalam Islam. Penciptaan Bumi: Nabi Adam AS, dalam peristiwa penciptaan manusia oleh Allah SWT. Yang menyebabkan tersingkirnya iblis dari syurga. Dan diharamkan kepadanya memasuki syurga di akhir zaman.
Kisah lengkap Nabi Adam as tidak cuma tentang cerita dirinya dan Hawa diusir dari surga. Ada riwayat lain yang perlu kamu tahu soal penciptaan manusia pertama, dan bagaimana Allah SWT menyempurnakan sosoknya. Yuk, intip keterangan yang kami rangkum ini!Berbicara mengenai kisah lengkap Nabi Adam as tentu tidak luput dari cerita penciptaan manusia pertama menurut Alquran. Penciptaan tersebut dilakukan setelah Allah SWT menciptakan malaikat dari cahaya dan jin dari api. Setelah roh ditiupkan, Adam hidup dan menjadi penghuni surga pertama pula. Sesudah itu, Allah juga menciptakan pasangan baginya, yakni seorang perempuan bernama Hawa. Keduanya hidup di surga dengan bahagia hingga setan menggoda mereka. Penasaran dengan kisah hidup Nabi Adam as secara lengkap hingga dirinya wafat? Kalau begitu tak perlu berbasa-basi lagi, simak keterangan singkat yang kami paparkan mengenai Sang Nabi berikut ini! Selamat membaca. Ada beberapa klaim berbeda terkait lokasi makam Nabi Adam dan Siti Hawa. Apakah makam keduanya ada di Mekah atau negara lain? Simak informasi di artikel berikut untuk mengetahui faktanya, yuk!Siapa saja anak Nabi Adam dan bagaimana kisah mereka? Tak perlu mengetahui semuanya, kamu cukup memahami cerita tentang kedua putra Sang Nabi, yaitu Qabil dan Habil yang kami paparkan ...Apakah diturunkannya Adam ke bumi adalah hukuman atau ketetapan karena ia diciptakan untuk menjadi khalifah? Pertanyaan semacam itu akan terjawab setelah kamu menyimak kisah Nabi Adam ...Sebagai manusia pertama di muka bumi, banyak kisah tentang Nabi Adam as dan mukjizatnya yang tidak dimiliki para rasul lain. Penasaran apa saja mukjizat Nabi Adam as secara lengkap? Kami ...Kisah Nabi Adam As Lengkap dari Lahir sampai Wafat Tak seperti nabi dan rasul yang lain, kisah Nabi Adam as sangat berbeda. Pasalnya, ia tidak memiliki ayah atau ibu, melainkan langsung diciptakan Allah SWT dari segumpal tanah yang kemudian di dalamnya ditiupkan roh sehingga dapat hidup. Cerita lengkap awal penciptaan Nabi Adam as hingga meninggal dunia semuanya terangkum dalam kitab suci Alquran. Namanya tertulis sebanyak 25 kali, di antaranya tersebar di Surah Al Baqarah 30–39, Al A’raf 11–25, Al Hijr 26–44, Al Isra’ 61–65, Thaha 115–126, dan Shad 67–88. Di bawah ini keterangan singkatnya Tentang Penciptaan Manusia Pertama Sebelum menciptakan Adam, Allah memberitahukan kepada malaikat-Nya bahwa Dia hendak menurunkan seorang khalifah untuk menjadi pemimpin di bumi. Sebagaimana tertuang dalam Al Baqarah ayat 30, Allah berkata, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Lalu, malaikat menjawab, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Kemudian Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Setelahnya, Allah memerintahkan Jibril turun ke bumi untuk mengambil sebagian tanah sebagai komponen dalam menciptakan Adam. Sayang, bumi menolak dan bersumpah karena mempunyai ketakutan yang sama dengan apa yang dikhawatirkan para malaikat. Jibril gagal, Malaikat Mikail dan Israfil pun tak berhasil membujuk bumi untuk menyerahkan sedikit tanahnya. Selanjutnya, Allah memerintah Malaikat Izrail dan mendesak bumi bahwa ia tidak dapat menolak lantaran semua itu adalah perintah yang tidak mungkin untuk dibantah lagi. Konon, tanah yang digunakan untuk menciptakan Adam tidak hanya dari bumi, tetapi juga diambil dari surga. Tanah tersebut kemudian dicampur dengan air tawar, air asin, air anyir, api, dan angin. Lalu, Allah masukkan nur cahaya ke dalam tubuh Adam dengan berbagai sifat. Terkait penciptaan manusia dari tanah, terdapat kajian ilmiah yang membuktikan kebenarannya. Bahwasanya, tubuh manusia mengandung unsur-unsur kimia yang sama dengan yang ada pada tanah, antara lain karbon, oksigen, hidrogen, fosfor, sulfur, nitrogen, kalsium, natrium, magnesium, zink, kobalt, dan masih banyak lagi. Baca juga Cerita tentang Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha yang Dijamin Bikin Siapa Saja Terharu Ketika Allah Menyempurnakan Adam Pada tubuh Sang Manusia Pertama terdapat sembilan lubang, yakni dua pada mata, dua di hidung, dua telinga, satu mulut, satu uretra, dan satu dubur. Allah juga menyempurnakannya dengan lima panca indera, sebut saja penglihatan, pendengaran, penciuman bau-bauan, perasa, dan peraba sentuhan. Sesudah itu, ditiupkanlah roh ke dalam tubuh Adam yang sebelumnya kaku seperti batu. Roh masuk secara perlahan, konon sampai memakan waktu selama 200 tahun hingga setiap bagian tubuh Sang Nabi dapat berfungsi dengan baik, mulai dari kepala hingga kaki. Meski begitu, dalam Alquran tidak disebutkan secara pasti berapa lama waktu yang berjalan sejak awal Adam diciptakan hingga dihidupkan. Menurut ulama, tubuhnya diselubungi dengan tanah kering selama 40 tahun, tanah basah 40 tahun, dan tanah hitam yang bau juga selama 40 tahun. Yang jelas, penciptaannya disebut dilakukan pada hari Jumat. Setelah rupa Adam sempurna, Allah mengajarkan padanya nama-nama benda dan makhluk yang ada di bumi. “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama benda semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kamu yang benar!'” Al Baqarah 31 Kisah Nabi Adam as dan Iblis yang Iri Hati Begitu Adam hidup, Allah memerintahkan semua malaikat, jin, bahkan iblis untuk bersujud kepada Sang Manusia Pertama. Akan tetapi, salah satu di antara mereka, yakni iblis, menolak untuk bersujud lantaran menilai manusia itu ialah makhluk hina karena terbuat dari tanah kotor dan bau. Iblis pun bersikap sombong dan merasa dirinya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan Adam. “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam!’ Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.” Al Baqarah 34 Rasa iri hati iblis pada penghuni baru surga itu bisa dibilang terlalu besar. Sampai-sampai, ia memikirkan berbagai cara untuk membuatnya keluar dari sana. Hingga suatu hari, iblis memanfaatkan Hawa istri Adam untuk mengelabuinya agar memakan buah yang oleh Allah dilarang untuk disentuh. Baca juga Kisah Dongeng Putri Salju dan Tujuh Kurcaci Beserta Ulasan Lengkapnya Cerita Nabi Adam Diusir dari Surga Sumber Wikimedia Commons Ide iblis untuk memanfaatkan Hawa sangat licik. Mereka bahkan mengiming-imingi kekuasaan kepada Adam. “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?'” Surah Thaha 120 Setan juga membujuk Adam dengan iming-iming hidup abadi. “Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata, Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal dalam surga’.” Surah Al A’raf 20 Segera setelahnya, setan membuat Hawa membujuk Adam untuk memakan buah khuldi yang sesungguhnya terlarang, sehingga Allah mengeluarkan mereka dari surga dan menghukum keduanya untuk turun ke bumi. “Dan Kami berfirman, Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan’.” Al Baqarah 36 Di dalam Alquran, kisah lengkap turunnya Nabi Adam as dan Hawa ke bumi dimaksudkan agar keduanya bertobat dari kesalahan mereka. Akan tetapi, tidak terungkap secara pasti hukuman apa yang mesti dijalani oleh keduanya. Sebagaimana yang diyakini umat Islam, keduanya turun ke bumi dan dipisahkan sampai bertemu kembali di Jabal Rahmah, Arafah, Arab Saudi. Sementara itu menurut sebagian ulama, keduanya tidak pernah berada di surga, melainkan hanya dikeluarkan dari tempat tinggal mereka di sebuah taman nan indah yang ada di bumi. Di sisi lain berdasarkan kepercayaan masyarakat Swahili di Afrika, kisah lengkap pengusiran Nabi Adam as dan Hawa diceritakan berbeda. Bahwasanya, Hawa memakan buah khuldi terlebih dulu dan diusir dari surga, lalu Adam ikut memakan buah tersebut demi menyusul Hawa agar dapat melindunginya di bumi. Baca juga Cerita Rakyat Terjadinya Gunung Merapi dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Dibaca Tentang Putra dan Putri Adam Di bumi, Adam dan Hawa dikaruniai putra dan putri. Mereka bernama Qabil, Habil, dan Syits, yang masing-masing memiliki saudari kembar perempuan, tetapi tidak disebutkan dengan pasti namanya di dalam Alquran maupun Alkitab. Meski demikian, nama putri-putri Adam diceritakan dalam kumpulan tulisan dari abad pertengahan yang berjudul Legenda Emas. Di situ disebutkan bahwa ketiga nama putri Adam-Hawa, masing-masing adalah Luluwa Iqlima atau Aqlima, Aven, dan Azura. Tiap-tiap mereka dinikahkan dengan kembaran satu sama lain dari saudaranya sendiri kecuali Syits dan Azura, yaitu Luluwa dengan Habil, Aven dengan Qabil, dan Azura dengan Syits. Walau begitu, terdapat pendapat lain terkait pernikahan putra-putra Adam. Dikatakan bahwa mereka tidak menikahi saudarinya, melainkan para bidadari yang diutus oleh Allah untuk turun ke bumi dan menjadi istri mereka. Lebih lanjut, putra Sang Nabi, yakni Qabil dan Habil diabadikan namanya di Alquran dan Alkitab sebagai pengingat bagi umat manusia tentang pembunuhan pertama di dunia. Cerita keduanya yang terbilang cukup terkenal itu bermula ketika Qabil dan Habil berkurban memberikan persembahan karena sesuatu hal. Berdasarkan sumber Sunni, keduanya diminta berkurban lantaran Qabil tidak ingin dinikahkan dengan saudara kembar Habil. Padahal, Habil telah bersedia menikah dengan saudari kembar Qabil. Mereka lantas diminta untuk mempersembahkan kurban, dan barang siapa yang kurbannya diterima akan mendapatkan yang mereka inginkan. Sementara menurut sumber Syiah, perselisihan Qabil dan Habil bukanlah karena masalah pernikahan, melainkan siapa yang akan ditunjuk sebagai penerus sang ayah sebagai khalifah. Habil membawa kurban berupa unta betina, sedangkan Qabil mempersembahkan padi yang buruk kualitasnya. Kurban Habil diterima, tetapi persembahan Qabil tidak. Hal ini membuat Qabil murka dan membunuh Habil. Qabil kemudian menguburkan mayat saudaranya setelah menyaksikan seekor gagak yang juga menguburkan gagak lain yang mati di dalam tanah. “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya Qabil bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil, Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?’ Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” Surah Al Maidah 31 Baca juga Legenda Asal Usul Munculnya Selat Bali Beserta Ulasan Menariknya Wafatnya Nabi Adam Alaihissalam Sumber Wikimedia Commons Sebelum membahas kisah lengkap wafatnya Nabi Adam as, terlebih dulu kami singgung cerita mengenai dirinya yang pernah diperlihatkan oleh Allah akan keturunan-keturunannya di masa depan. Salah satunya ialah Daud, di mana sesudah melihatnya, Adam meminta agar Allah memberikan 40 tahun umurnya kepada Daud. Bertahun-tahun kemudian, saat tiba waktunya bagi Adam untuk dijemput oleh malaikat maut, ia lupa pernah memberikan 40 tahun dari masa hidupnya kepada Daud. Alhasil, ia pun menolak untuk pergi karena merasa masih memiliki waktu sampai 40 tahun mendatang. Di riwayat lain, dikatakan bahwa sebelum meninggal, Sang Nabi sempat meminta anak-anaknya mengambil buah anggur dari surga. Namun, para malaikat menyuruh mereka pergi dan turun ke bumi menemui Adam. Malaikat maut kemudian mencabut nyawa Sang Manusia Pertama tersebut. Sementara itu, Alquran tidak menyebutkan di usia berapa Adam meninggal dunia. Para ulama berpendapat, ia meninggal sewaktu berusia seribu tahun. Akan tetapi, perhitungan ini bisa saja kurang tepat karena adanya perbedaan sistem penanggalan, terlebih Sang Nabi pernah pula hidup beberapa tahun di surga. Lain halnya dengan di Alquran, Alkitab menyebut secara rinci pada umur berapa Nabi Adam tutup usia. Menurut Alkitab, tepatnya di Bab Kejadian ayat ke-5, usia Adam adalah 930 tahun. “Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.” Terdapat sejumlah tempat yang dipercaya merupakan makam Sang Nabi. Beberapa di antaranya, yaitu sebuah gunung di India, Baitul Maqdis di Yerussalem, Bukit Golgota tempat yang menjadi lokasi penyaliban Yesus, Gunung Abu Qubais di Mekah, dan Al-Haram Imam Ali di Najaf Irak yang lokasinya sama dengan makam dari Ali bin Abi Thalib. Sekilas Soal Mukjizat Nabi Adam As Sebagai manusia pertama, Nabi Adam as memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki nabi dan rasul lainnya. Salah satunya, yaitu ia ditunjuk oleh Allah sebagai khalifah pertama yang ada di muka bumi seperti yang tertera dalam Alquran Surah Al Baqarah ayat 30. Selain itu, ia juga mempunyai mukjizat mengetahui segala hal yang ada di bumi, baik nama-nama benda maupun semua makhluk hidup di sana. Ia dikaruniai pula umur yang panjang, hingga dapat memberikan 40 tahun usianya kepada Nabi Daud as. Mukjizat lainnya ialah, Adam dikaruniai keturunan laki-laki dan perempuan yang berpasang-pasangan alias kembar. Sebelumnya sudah disinggung bahwa putra putrinya bahkan dinikahkan satu sama lain dan menjadi nenek moyang manusia yang ada di bumi. Baca juga Cerita Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis yang Dipenuhi dengan Keajaiban Keteladanan yang Bisa Diambil dari Cerita Nabi Adam Sumber Wikimedia Commons 1. Taati Perintah Allah dan Jauhi Larangan-Nya Sebagaimana cerita tentang Nabi Adam as yang terusir dari surga karena melakukan perbuatan yang dilarang Allah, semestinya kita sebagai manusia belajar dari kesalahan yang dilakukannya. Salah satu caranya adalah dengan menaati perintah Allah dan senantiasa menjauhi segala larangan-Nya. Lagi pula, Allah melarang segala sesuatu bukan tanpa alasan, melainkan untuk menjauhkan kita dari hal-hal yang mungkin merugikan manusia. Dan pada setiap perintah-Nya, tentu ada banyak hikmah dan kebaikan yang bisa jadi menguntungkan kita sebagai manusia. 2. Segeralah Bertobat dan Jangan Mengulang Dosa Sang Nabi menyadari kesalahannya dan segera bertobat kepada Allah. “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia Allah pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” Al Baqarah 37 Di Surah Al A’raf ayat 23 tercantum pertobatan Adam dan Hawa yang berbunyi, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” Usai bertobat, Adam tidak lagi mengulangi dosanya. Walau begitu, ia tetap diturunkan dari surga lantaran mesti menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi sebagaimana firman Allah yang tertera pada Surah Thaha ayat 122, yang berbunyi, “Kemudian Tuhannya memilihnya menjadi Rasul, maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk.” Perintah Allah Taala untuk menjadikan Adam sebagai khalifah juga tertera pada Surah Al Baqarah ayat 38, yaitu, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” Baca juga Cerita Rakyat Asal-Usul Gunung Semeru Beserta Ulasan Menariknya Puas Membaca Kisah Lengkap Nabi Adam As di Atas? Demikian tadi cerita lengkap mengenai kehidupan Nabi Adam as sejak diciptakan sebagai manusia pertama hingga kapan dirinya meninggal dunia. Kiranya, dari riwayat di atas kamu dapat mengambil pelajaran dan hikmah, sehingga bisa menjalani hidupmu semakin baik dari hari ke hari. Kalau kamu ingin mengetahui kisah para nabi dan rasul lainnya untuk meneladani sikap mereka, kami juga menyediakan artikelnya, lho. Di antaranya adalah riwayat tentang Nabi Musa, Yusuf, Sulaiman, Ibrahim, dan lain-lain, beserta sumber terpercaya dari Alquran maupun hadis. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.
MakaBeliau mengucapkan salam kepadanya dan Adam 'alaihis salam menjawab salamnya dan berkata, "Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh." (HR. Bukhari dan Muslim) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga memberitahukan kepada kita, bahwa manusia akan mendatangi Adam 'alaihis salam dan berkata, "Wahai Adam, engkau adalah Cerita Kisah Nabi Adam Singkat tapi Lengkap dari Lahir sampai Wafat beserta Mukjizatnya – Kisah nabi dan rasul akan menjadi cerita menarik untuk diketahui. Dari kisah para Nabi bisa diambil pembelajaran dan hikmah yang tentu saja akan sangat bermanfaat bagi kita semua. Termasuk kisah Nabi Adam yang merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah dan jadi manusia pertama yang menghuni bumi. Salah satu mukjizatnya adalah bisa mengetahui seluruh benda dan makhluk yang ada di bumi. Bagaimana kisah Nabi Adam selanjutnya? Pastikan simak artikel ini sampai habis, ya! Mamikos akan memberikan cerita kisah Nabi Adam singkat dari lahir hingga wafat beserta mukjizatnya. Sejarah Terciptanya Bumi, Malaikat, dan IblisDaftar IsiSejarah Terciptanya Bumi, Malaikat, dan IblisAsal Mula Penciptaan Nabi AdamPenciptaan Hawa Sebagai Istri Adam Nabi Adam dan Hawa Diturunkan ke BumiKisah Anak Nabi Adam AS dan HawaKisah Perselisihan Anak AdamKisah Wafatnya Nabi Adam Mukjizat Nabi AdamPenutup Daftar Isi Sejarah Terciptanya Bumi, Malaikat, dan Iblis Asal Mula Penciptaan Nabi Adam Penciptaan Hawa Sebagai Istri Adam Nabi Adam dan Hawa Diturunkan ke Bumi Kisah Anak Nabi Adam AS dan Hawa Kisah Perselisihan Anak Adam Kisah Wafatnya Nabi Adam Mukjizat Nabi Adam Penutup Kisah Nabi Adam dimulai dari jauh sebelum Allah menciptakannya, sebelumnya Allah terlebih dahulu telah menciptakan langit, bumi, beserta seluruh isinya. Proses penciptaan bumi dan seisinya sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran surat Hud ayat 7, yang mana Allah menciptakan langit dan bumi hanya dalam kurun waktu 6 masa, 1 hari atau 1 masa disisi Allah yaitu sama halnya dengan 1000 tahun dalam hitungan manusia. Bukan hanya menciptakan bumi dan seisinya, disaat bersamaan Allah juga menciptakan malaikat. Malaikat yang diciptakan oleh Allah dibuat dari cahaya sehingga menjadi makhluk yang akan selalu taat pada Allah. Malaikat merupakan ciptaan Allah yang diberikan akal namun, tidak diberi nafsu. Sehingga, malaikat tidak membutuhkan makan, minum, dan syahwat hal inilah yang membuat malaikat tidak pernah berbuat dosa. Allah juga menciptakan iblis dan jin dari api. Tidak seperti malaikat yang semuanya taat pada Allah, justru ada jin yang patuh pada Allah, ada juga jin yang membangkang sehingga jin yang membangkang inilah yang disebut dengan iblis. Iblis inilah yang menjadi nenek moyangnya setan. Iblis dan keturunannya selalu ingkar pada Allah. Bahkan, iblis bertugas untuk menjerumuskan manusia untuk berbuat sesat. Hingga membuat manusia memiliki dosa besar yang akan membawanya masuk ke neraka bersama para iblis. Akibat kesombongan iblis inilah yang membuatnya dikeluarkan dari surga Allah. Bukannya bertaubat, iblis justru bersumpah untuk menggoda Nabi Adam beserta semua keturunannya agar tersesat. Iblis ingin manusia agar ikut ke dalam neraka bersama dengannya kelak. Asal Mula Penciptaan Nabi Adam Setelah menciptakan bumi, malaikat dan iblis, Allah memberitahu malaikat bahwa Allah akan menciptakan makhluk yang akan dinamai sebagai manusia. Manusia akan diturunkan ke bumi sebagai Khalifah. Pada saat itu, malaikat saat itu merasa penasaran mengapa Allah menciptakan manusia. Disisi lain, para malaikat merasa khawatir dengan rencana Allah, sebab malaikat menganggap bahwa manusia nantinya hanya akan berbuat maksiat di bumi dan membawa bencana di bumi. Manusia menurut malaikat hanya akan melahirkan pertumpahan darah dan berbuat kerusuhan. Malaikat juga merasa bahwa keberadaanya sudah cukup, karena mereka senantiasa untuk memuji dan beribadah kepada Allah. Manusia kemudian diciptakan oleh Allah dari segumpal tanah dan ruhnya langsung ditiupkan oleh Allah. Manusia juga diberi akan sehingga bisa belajar dan mampu memahami berbagai hal. Sosok manusia yang diciptakan pertama kali inilah yang dikenal sebagai Nabi Adam. Nabi Adam diciptakan dari tanah bukan tanpa alasan, sebab setelah mati maka Adam beserta keturunannya bisa dikuburkan dalam tanah. Setelah tubuh dari Nabi Adam terbentuk dan telah ditiupkan ruh, para malaikat dan juga iblis diperintahkan oleh Allah untuk memberi sujud kepada Nabi Adam. Para malaikat menuruti perintah Allah, sedangkan iblis menolaknya dengan sombong karena merasa dirinya lebih mulia dari Adam karena diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah. Penciptaan Hawa Sebagai Istri Adam Sebelum akhirnya kelak diturunkan di bumi, Nabi Adam tinggal di surga atas perintah Allah. Namun, ketika di surga Nabi Adam sering kali merasa kesepian karena hanya hidup seorang diri tanpa ada seseorang. Hingga Allah kemudian menciptakan Hawa dari tulang rusuk sebelah kiri Nabi Adam saat sedang tertidur. Kehadiran Hawa sendiri untuk mendampingi Nabi Adam. Ketika Malaikat bertanya kepada Allah mengapa menciptakan Hawa, Nabi Adam kemudian menjawab bahwa Hawa diciptakan agar mendampingi Nabi Adam, membuatnya bahagia sesuai kehendak Allah. Nabi Adam dan Hawa pun diizinkan untuk tinggal bersama di surga untuk sementara dengan kehidupan yang serba ada. Namun, Allah memberikan peringatan satu hal pada Adam dan Hawa bahwa selama di surga keduanya tidak boleh mendekati dan memakan buah dari pohon Khuldi. Namun, karena godaan dan bujuk rayuan dari iblis jugalah Adan dan Hawa akhirnya tidak bisa menepati janjinya kepada Allah dan melanggar larangan Allah dengan memakan buah Khuldi. Setelah memakan buah tersebut, keduanya merasakan akibatnya yang membuat auratnya keduanya terbuka. Karena malu, Adam dan Hawa mencari daun yang digunakan untuk menutupi auratnya. Dengan rasa malu dan menyesal karena melanggar larangan Allah, keduanya menangis sambil memohon doa agar diampuni dosanya. Nabi Adam dan Hawa Diturunkan ke Bumi Setelah memohon pengampunan dari Allah, akhirnya Allah menerima taubat keduanya. Namun, keduanya harus diturunkan dari surga kebumi sebagai khalifah. Saat diturunkan, keduanya turun dengan terpisah. Nabi Adam diturunkan di Hindustan sedangkan Hawa di Jeddah. Keduanya dipisahkan dengan jarak yang sangat jauh. Setelah sekian lama sejak diturunkan akhirnya mereka bertemu di Jabal Rahmah yaitu daerah Arafah. Tentu saja pertemuan keduanya menjadi hal yang membahagiakan, sehingga mereka bisa kembali menjalani hidup dengan bahagia. Kisah Anak Nabi Adam AS dan Hawa Setelah bertemu dan kembali menjalani kehidupan berdua sebagai pasangan suami istri mereka dikaruniai keturunan. Saat itu, setiap Hawa akan melahirkan akan selalu lahir anak kembar laki-laki dan perempuan. Kelahiran anak kembar pertama diberi nama Qabil dan Iklima, kemudian kelahiran anak kembar kedua diberi nama Habil dan Labuda. Saat anak Nabi Adam dan Hawa mulai beranjak remaja, mereka pun memiliki watak dan sifat yang berbeda satu sama lainnya. Qabil memiliki sifat yang kasar semanatara Habil memiliki sifat yang lebih santun dan sabar. Kemudian, anak perempuan Iklima menjadi remaja yang memiliki paras yang cantik sementara Labuda biasa-biasa saja. Seiring bertambah dewasanya mereka, mulai muncullah rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Hingga Allah memberikan wahyu kepada Nabi Adam dan Hawa agar keempat anaknya harus dinikahkan sesuai dengan aturan yang tidak memperbolehkan menikah dengan saudara kembarnya sendiri. Dengan kata lain Qabil tidak bisa menikahi Iklima, begitupun Habil yang tidak bisa menikahi Labuda. Setelah Nabi Adam menyampaikan aturan pernikahan dengan saudara kembarnya sendiri, ternyata Qabil menolak dan menyampaikan bahwa ia ingin menikahi Iklima yang tidak lain merupakan saudara kembarnya sendiri. Kisah Perselisihan Anak Adam Agar melerai perselisihan antara anaknya sendiri, maka Nabi Adam menawarkan solusi agar Qabil dan Habil harus berkurban dan kemudian kurbannya yang diterima oleh Allah maka dialah yang berhak untuk menikahi Iklimah. Setelah hari yang telah disepakati, keduanya telah menyiapkan kurbannya. Qabil yang merupakan seorang petani yang sifatnya sombong menyiapkan seikat gandum dengan kualitas yang jelek. Sedangkan, Habil yang merupakan seorang peternak menyiapkan kambing muda dan gemuk sebagai kurbannya. Lalu qurban keduanya disimpan di tengah lapangan, tak lama kemudian Allah menurunkan cahaya putih dan mengangkat qurban yang disiapkan oleh Habil. Artinya, qurban dari habil diterima oleh Allah dan berhak untuk menikahi Iklimah. Tidak terima dengan hal tersebut, Qabil kemudian marah dan dibujuk oleh setan untuk memukul Habil. Qabil yang dikuasai amarah membuat pukulannya membunuh habil, dan menjadi peristiwa pembunahan yang pertama di bumi. Karena merasa takut dan bingung, ia tidak tahu bagaimana cara menyembunyikan Habil yang telah meninggal dan tidak bernyawa lagi. Qabil berusaha membuat ke laut tapi mayat Habil selalu didorong ombak hingga ke tepi pantai. Akhirnya Qabil memohon ampun kepada Allah dan menyesali segala perbuatannya. Hingga akhirnya Qabil melihat burung gagak dipohon, dan satu burung gagak yang mati. Burung gagak yang masih hidup membawa burung gagak yang mati ke tanah. Burung gagak itu kemudian melubangi tanah dan mendorong gagak yang mati kedalam tanah. Qabil akhirnya mengerti dan meniru cara gagak tersebut. Kisah Wafatnya Nabi Adam Dikisahkan sebelum mendekati akhir hayatnya, Nabi Adam meminta kepada anaknya untuk mencarikan buah surga. Lalu anaknya mencari kesana kemari dan tak kunjung menemukannya. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan malaikat yang menyamar menjadi orang yang membawa kain, wangi-wangian, dan juga sekop. Malaikat yang menyamar itu kemudian berkata pada anak Adam bahwa sebaiknya mereka pulang karena ajal ayahnya sebentar lagi. Mereka kemudian pulang lalu diikuti orang yang ditemuinya tadi. Nabi Adam dan Hawa yang sempat tinggal disurga mengenali sosok tersebut, yang tidak lain adalah malaikat maut yang akan mengambil nyawa Adam. Setelah mencabut nyawa Adam, malaikat tersebut lalu memandikan, mengkafani, dan memberi wewangian pada jenazah. Ia lalu menggali tanah, meletakkan jenazah di dalam lubang itu, lalu menumpukkan batu pada makam Nabi Adam. Ia kemudian berpesan sebelum hendak pergi agar kematian Adam menjadi pembelajaran bagi manusia. Sebab dari peristiwa itu, manusia bisa mengenali prosesi dan juga ritual pemakaman. Mukjizat Nabi Adam Kisah Nabi Adam menjadi kisah Nabi yang perlu diketahui oleh umat Muslim. Sayangnya sedikit orang memandang Nabi Adam AS memiliki sedikit mukjizat. Padahal Nabi Adam AS memiliki beberapa mukjizat yang diketahui hanya dimiliki olehnya semata. Yaitu 1. Merupakan Khalifa Pertama di Bumi Menjadi khalifah pertama di bumi termasuk mukjizat pertama yang diberikan kepada Nabi Adam AS. Kemampuannya menjadi khalifah pertama adalah berkat rahmat Allah SWT. 2. Memiliki Pengetahuan yang Luas Sebagai manusia pertama di bumi, Nabi Adam diberi mukjizat berupa pengetahuan yang membuatnya bisa mengetahui semua nama benda dan mhkluk hidup di bumi. 3. Berumur Panjang Dikisahkan Nabi Adam memiliki umur panjang yaitu 1000 tahun. Berkat mukjizat inilah Nabi Adam terus berdakwah pada anak dan cucunya untuk mengikuti ajaran Allah SWT. 4. Memiliki Tinggi Mencapai 60 Hasta Disebutkan bahwa salah satu mukjizat lainnya yang diterima oleh Nabi Adam yaitu ukuran tingginya mencapai 60 hasta atau sekitar 27 meter. Penutup Demikian ulasan mengenai cerita kisah Nabi Adam singkat tapi lengkap dari lahir sampai wafat beserta mukjizatnya yang perlu kamu ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu. Jika kamu ingin mencari tahu informasi penting lainnya, kamu bisa mengunjungi blog Mamikos. Akan ada banyak sekali artikel menarik yang wajib kamu ketahui. Pastikan download dan install aplikasi Mamikos di smartphone kesayangan kamu, ya! Klik dan dapatkan info kost di dekat mu Kost Jogja MurahKost Jakarta Murah Kost Bandung Murah Kost Denpasar Bali Murah Kost Surabaya Murah Kost Semarang Murah Kost Malang Murah Kost Solo Murah Kost Bekasi Murah Kost Medan Murah
1Azura Sudah banyak orang mengenal Fatimah sebagai putri Nabi Muhammad SAW. Namun, belum banyak yang tahu siapa Azura. Ia sebenarnya adalah salah satu putri dari Nabi Adam AS dan Hawa. BACA JUGA: Terinspirasi Tokoh Wanita Berprestasi dalam Sejarah, Ini Rekomendasi 5 Nama Bayi Perempuan Muslim
Ringkasan Cerita dan hikmah Qabil dan Habil Keturunan Adam – Pada pembahasan ini mari kita melihat Ringkasan dari cerita Qabil dan Habil yang mana mereka adalah Putra dan Labuda dan Iqlima Putri dari Nabi Adam dan Siti Hawa. Kisah awal permulaan terjadi di Bumi yang menceritakan sebelum dan setelah membunuh. Untuk lebih jelasnya mari lihat artikel Pengetahuan Islam berikut. Nabi Adam As dan Siti Hawa hidup bersama lagi. Mereka adalah pasangan suami-istri pertama. Keduanya beranak-pinak yang mana setiap kelahiran selalu kembar laki-laki dan perempuan. Persalinan pertama, lahirlah Qabil dan Iklima. Lalu, persalinan kedua, lahirlah Habil dan Labuda. Adam dan Hawa sangat bahagia sehingga membuat kehangatan keluarga semakin bertambah. Semua ini berkat kehadiran anak-anak yang menumbuhkan harapan ada penerus perjuangan. Selanjutnya, anak-anak berketurunan lagi. Mereka melahirkan cucu dan seterusnya. Jumlah keturunan Adam terus bertambah yang semakin lama semakin banyak. Qabil, Habil, Iklima, dan Labuda beranjak remaja. Mereka tumbuh di bawah asuhan orang tua yang mana mulai terliahat sifat-sifat mereka. Qabil berperangai kasar, sedangkan Habil berperangai santun. Iklima tumbuh menjadi gadis yang cantik, sedangkan Labuda biasa-biasa saja. Tugas-tugas Nabi Adam As dan Siti Hawa mulai berkurang. Anak-anak mereka sudah bisa diandalkan. Labuda dan Iklima membantu urusan rumah tangga, sedangkan Qabil dan Habil menekuni bidang pertanian, sedangkan Habil di bidang peternakan. Dosa Anak Nabi Adam As. Keempat putra-putri Nabi Adam As. tumbuh dewasa. Masing-masing sudah memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Allah kemudian memberi Nabi Adam As. petunjuk. Putra-putri Nabi Adam As. harus segera dinikahkan. Dengan ketentuan, masing-masing tidak boleh dinikahkan dengan saudara kembarnya. Artinya, Qabil harus menikahi Labuda, sedangkan Habil harus menikahi Iklima. Ketentuan itu kemudian disampaikan yang mana Nabi Adam As. berharap putra-putrinya tak keberatan sebab ini merupakan ketentuan Allah SWT. Tak boleh ada yang menolak sehingga semua pihak harus setuju. Demikian, Nabi Adam As. memberi penegasan. Tak disangka, Qabil menolak ketentuan itu. Ia bersikeras untuk menikah dengan Iklima, adik kembarnya. Iklima memang gadis yang cantik yang membuat Qabil sangat tertarik. Dengan kata lain, Qabil menolak dinikahkan dengan Labuda karena Labuda tidak cantik. Qabil merasa lebih berhak untuk menikahi Iklima. Toh, Iklima adalah adiknya sendiri. Qabil tidak rela kalau Iklima dinikahi Habil. Qabil bersikukuh. Tegas-tegas, ia menolak dinikahkan dengan Iklima. Melihat gelagat kurang baik ini, Nabi Adam As. berusaha mencari jalan keluar. Jalan keluar yang disepakati oleh semua pihak. Tidak boleh ada pihak yang dikecewakan. Perselisihan harus dihindarkan. Sebab, perselisihan akan mengusik ketenangan. Akhirnya, Nabi Adam As. mendapatkan jalan keluar. Menurut Nabi Adam As., persoalan jodoh harus diserahkan kepada Allah SWT. Apa pun keputusan-Nya, semua harus pasrah. Kemudian Nabi Adam As. mengusulkan agar Qabil dan Habil berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ia berhak menikahi si cantik, Iklima. Qabil dan Habil setuju. Mereka sepakat, yang menang itulah yang berhak mendapatkan Iklima. Kemudian, masing-masing mempersiapkan diri. Qabil semakin rajin, setiap hari ia mengurus ladangnya. Begitu pula Habil juga tak mau kalah, Ia bertambah giat. Setiap hari, ia menggembalakan ternak-ternaknya. Hari yang ditentukan pun tiba. Qabil bergegas menuju ladang. Ladang gandumnya sangat lebat. Hasil jerih payahnya selama ini. Timbullah sifat kikir dalam hati Qabil. Ia memilih-milih gandum yang akan dijadikan kurban. Ia sengaja memilih gandum yang kurang baik. Setelah karung terisi, Qabil membawanya ke sebuah bukit. Gandum itu kemudian diletakkan di atas bukit itu. Di tempat yang berbeda, Habil juga sedang sibuk. Ia berjalan ke sana kemari. Memilih-milih kambing yang paling baik. kambing yang paling gemuk dan sehat. Setelah di dapat, Habil membawanya ke bukit yang sama. Qabil dan Habil sudah meletakkan kurbannya. Dari tempat yang jauh, mereka memandangi bukit itu. Mata mereka terus tertuju ke arah bukit. Anggota keluarga yang lain juga turut menyaksikan. Hati mereka berdebar-debar. Kurban siapa gerangan yang akan diterima? Selang beberapa saat, terlihat api besar turun dari langit. Api itu kemudian menyambar kambing. Habil bersyukur, kurbannya diterima. Dalam tempo singkat kambing Habil pun lenyap. Si jago merah melalapnya. Sementara itu, gandum Qabil masih utuh. Sedikit pun tidak berkurang. Walhasil, Habil menjadi pemenang. Kurbannya diterima. Sesuai dengan kesepakatan, ia berhak mempersunting si cantik Iklima membuat hati Habil berbunga-bunga, Ia sangat bahagia. Lain ceritanya dengan sang kakak, Qabil merasa sangat kecewa. Kurbannya tak diterima, Ia gagal menikahi Iklima. Demikian Allah sebutkan dalam firman-Nya وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأقْتُلَنَّكَ Artinya “Ceriterakanlah wahai Nabi kepada mereka kisah kedua putra Adam menurut yang sebenarnya, Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua Habil dan tidak diterima dari yang lain Kabil. Ia berkata Kabil “Aku pasti membunuhmu!” Qabil tidak bisa menolak. Dengan perasaan kecewa, Ia menerima keputusan Habil dinikahkan dengan Iklima. Qabil benar-benar kecewa, harapannya pupus. Dia tak bisa menikah dengan Iklima. Kekecewaannya semakin menjadi-jadi. Lambat laun tumbuhlah perasaan dengki. Dengki melahirkan dendam. Dendam memunculkan niat jahat. Akhirnya, Qabil bertekad menghabisi Habil. Pembunuhan Pertama di Dunia Suatu ketika, Adam hendak bepergian. Sebelum berangkat, Adam menyampaikan amanat kepada Qabil untuk menjaga semua anggota keluarga. Kerukunan harus dipelihara. Qabil mengangguk-angguk. Ia berjanji untuk menjalankan amanat itu dengan sebaik-baiknya. Dalam hati, Qabil tertawa. Ia merasa senang. Senang bukan karena mendapat kepercayaan dari sang ayah. Tetapi, ia merasa mendapat kesempatan. Ya, kesempatan untuk membalas dendam. Adam berangkat dengan hati tenang. Dengan sepenuh hati, ia percaya kepada Qabil. Bagaimanapun Qabil adalah anak sulung. Qabil yang dituakan. Tak lama setelah Adam berangkat, Qabil bersiap-siap. Ia akan menyatroni peternakan. Sesampainya di sana, Qabil segera menghampiri Habil. “Aku datang untuk membunuh kau!” Qabil menghardik penuh kebencian. “Apa salah saya? Mengapa kakak hendak membunuh saya?” “Karena kau telah merampas harapanku. Kau telah merebut Iklima.” “Allah yang menentukan. Saya hanya berusaha.” “Saya juga berusaha!” bentak Qabil. “Ketahuilah kakak, Allah hanya menerima kurban dari orang berhati tulus. Orang yang berhati tulus akan memilih kurban yang paling baik. Kenapa kakak memilih gandum yang busuk. Jelas saja, kurban kakak tidak diterima.” Habil melanjutkan nasehatnya sebagaimana Allah firmankan لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لأقْتُلَكَ Artinya “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.” Tidak ada tersirat sedikitpun pada diri Habil untuk membunuh saudaranya. Bukan karena lemah bukan pula sifat penakut, sebabnya tidak lain adalah takut kepada Allah Ta’ala. Habil berkata إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ Artinya “Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb seru sekalian alam.” “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa membunuh ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang lalim.” “Sudahlah! Kau jangan menyela! Tidak usah repot-repot memberi nasihat. Aku tetap akan membunuh kau!” kata Qabil berang. “Bukannya kakak juga telah setuju dengan penyelesaian seperti itu? Sadarlah, Kak. Kakak jangan terperdaya oleh setan. Ingat, setan adalah musuh kita. Setan yang telah mengakibatkan ayahanda dan ibunda keluar dari surga. Berpikirlah sebelum bertindak, jangan sampai kakak menyesal kelak.” “Diam! Aku akan membunuh kau!” “Jika kakak bersikeras, saya tidak akan membalas. Saya takut kepada Allah. Saya tidak akan melakukan perbuatan zalim. Semua saya serahkan kepada Allah.” Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Nasihat Habil sama sekali tak ada artinya. Yang terjadi malah Qabil semakin marah. Dendam semakin tak tertahan. Rasanya, ia ingin segera menghabisi nyawa adiknya itu. Iblis tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia terus-menerus membisikkan kejahatan. Sebenarnya, Qabil sendiri kebingungan. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Belum terpikirkan bagaimana membunuh habil. Saat Qabil kebingungan, Iblis menjelma. Di hadapan Qabil, Iblis mencontohkan. Iblis menghantam kepala seekor burung dengan batu. Darah segar muncrat. Kepala burung itu pecah. Sesaat burung itu menggelepar-gelepar, lalu mati. Qabil mendapat ide. Sekarang, ia tahu apa yang harus dilakukan. Tinggal menunggu saat yang tepat. Saat itu, Habil sedang terlelap tidur. Qabil berjalan. Ia menghampiri sang adik. Batu besar menghantam kepala Habil. Saking kerasnya hantaman batu besar, tak lama kemudian Habil menghembuskan napas terakhir. فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ Artinya “Maka hawa nafsu Kabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.” Benar, jadilah ia orang yang rugi di dunia dan di akherat. Dia raih kemurkaan Allah Benar, Jadilah dia orang yang rugi karena dialah orang pertama yang mengajarkan pembunuhan di muka bumi, membuat sunnah sayyi’ah yang diikuti manusia setelahnya. Bukan hanya memikul dosanya, namun dosa orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, Rasulullah SAW. bersabda وَمَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا Artinya “Dan siapa yang melakukan satu sunnah yang buruk lalu diamalkan orang lain sepeninggalnya, maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah itu sepeninggalnya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” Telah Shahih pula dari Rasulullah saw beliau bersabda مَا مِنْ نَفْسٍ تُقْتَلُ ظُلْمًا إِلاَّ كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ اْلأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا، ذَلِكَ بِأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ Artinya “Tidak ada satu pun jiwa yang terbunuh secara zalim melainkan atas Ibnu Adam yang pertama bagian dari darahnya. Karena dialah yang mula-mula melakukan sunnah tuntunan/ contoh pembunuhan.” Belajar dari Burung Gagak Dengan keadaan bingung, demikianlah yang dialami Qabil setelah membunuh sang adik. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Mayat Habil lama tergeletak. Sampai-sampai, mengeluarkan bau busuk. Qabil hanya bisa mondar-mandir. Ditengah kebingungan, Allah mengajarkan bagaimana seharusnya jenazah diperlakukan dengan diutusnya seekor burung gagak. فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الأرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْأَةَ أَخِيهِ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْأَةَ أَخِي Artinya “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana dia seharusnya menguburkan mayit saudaranya. Berkata Kabil “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?.” Pembunuhan ternyata tidak memberikan manfaat. Hanyalah penyesalan dan kehinaan di dunia dan akhirat. Demikianlah akibat kemaksiatan. Allah berfirman فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ Artinya “Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” Beberapa lama kemudian, datanglah dua ekor burung gagak. Kedua burung ini berkelahi. Salah satunya, kemudian mati. Lalu, si pemenang menggali tanah dengan cakarnya. Setelah cukup, bangkai burung gagak itu dimasukkan. Bangkai burung gagak itu dikuburkan ke dalam lubang. Melihat kejadian itu, Qabil termenung. Ia baru menyadari kebodohannya. Qabil berkata, “Bodoh sekali aku ini! Masa aku kalah pintar sama burung gagak itu.” Burung gagak telah mengajari Qabil. Hal yang sama kemudian dilakukan oleh Qabil. Sebuah lubang digali. Setelah cukup dalam, ia memasukkan mayat Habil ke dalamnya. Beberapa hari kemudian, Nabi Adam As. pulang. Ia ingin segera bertemu dengan keluarganya. Terbayang keluarganya hidup rukun. Tak ada perselisihan. Sampai di rumah, Nabi Adam As. beristirahat sejenak. Anggota keluarga berkumpul di dekatnya. Usai melepas lelah, Nabi Adam As. menanyakan perihal Habil. Dari tadi Habil tak kelihatan. “Di mana Habil?” tanyanya. “Saya tidak tahu.” “Kamu yang diberi amanat untuk menjaga semua anggota keluarga, kan? Ke mana Habil?” “Saya tidak tahu. Saya nggak mungkin menjaga Habil setiap saat.” jawab Qabil ketus. Pasti telah terjadi sesuatu, pikir Nabi Adam As. Tapi, ke mana gerangan harus mencari Habil? Akhirnya, Nabi Adam As. pun tahu. Habil telah dibunuh. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Qabil. Nabi Adam As. sangat berduka. Terbayang bagaimana Habil dianiaya. Tega nian sang kakak. Disuruh menjaga, malah membunuh. Gara-gara dengki, hubungan keluarga jadi rusak. Seorang kakak bahkan tega membunuh adik kandungnya sendiri. Sungguh menyedihkan. Setan telah memanfaatkan kesempatan. Nabi Adam As. hanya berserah diri kepada Allah. Semua ia terima sebagai kehendak-Nya. Kepedihan ia hadapi dengan kesabaran. Bahkan, ia tetap memohonkan ampunan untuk anaknya, Qabil. Nabi Adam As. Wafat Nabi Adam As. terus berdakwah di kalangan anak cucunya, mengajak mereka mengamalkan ajaran Allah untuk menyembah-Nya, berbuat baik kepada sesama, jujur, dan saling menolong. Dalam riwayat, Nabi Adam As. wafat dalam usia seribu tahun setelah sebelumnya menderita sakit selama 11 hari. Setahun kemudian Hawa meninggal. Sebagian riwayat menyatakan Nabi Adam As. dimakamkan di kota Mekah dan Siti Hawa dimakamkan di kota Jedah. Hikmah Kisah Nabi Adam, Hawa, Qabil dan Habil Alam semesta dan segala isinya, malaikat, jin dan manusia dan makhluk-makhluk lainnya diciptakan oleh Allah Robbal Alamin. Kesombongan dan keangkuhan Iblis adalah perbuatan yang sangat durhaka kepada Allah, dan jadilah Iblis penghuni neraka Jahanam selamanya. Semangat dan kegigihan Iblis seolah tidak pernah surut sampai Adam akhirnya melanggar perintah Allah. Keimanan dan ketaatan kepada Allah tidak boleh kalah dari semangat dan kegigihan Iblis. Segera menyadari kesalahan dan menyesalinya kemudian bertaubat dan memohon ampunan Allah juga mohon perlindungan-Nya agar terhindar dari godaan syaitan. Syaitan benar-benar mempunyai kehebatan dan kecerdikan untuk menjerumuskan manusia dari sirothol mustaqim, sungguh syaitan musuh yang nyata bagi manusia. Tidak akan terpedaya oleh syaitan selama berada dalam sirothol mustaqim dan mengikuti petunjuk-petunjuk Allah dengan mengikhlaskan diri dalam beribadah kepada-Nya. Memberikan yang terbaik dari yang dimiliki sebagai bentuk persembahan qurban kepada Allah. Iri hati dan dengki bisa berubah menjadi kecewa dan dendam yang pasti akan terjebak perangkap syaitan yang sedang mencari pengikut untuk menjadi penghuni neraka Jahanam. Demikianlah tentang Ringkasan Cerita dan hikmah Qabil dan Habil Keturunan Adam semoga dapat bemanfaat sehingga menambah wawasan dan pengetahuan kalian.
Rupanyapemuda seorang Putera, Mereka pun berkahwin hidup sejahtera, Tinggal di Istana Tiga Menara. Bagi Allahyarham Guru Bahasa Malaysia saya Cikgu Ismail Yunus, syair Puteri Bongsu ni, killer syair bagi saya ketika menyertai pertandingan pentas sempena Minggu Bahasa Malaysia di sekolah-sekolah daerah Johor Baharu.. hihi..
Muslim sindonews Sabtu, 22 Januari 2022 - 0814 Kisah Unuq Putri Adam yang disebut-sebut sebagai pionir seks bebas dan hamil di luar nikah banyak tersebar di jaringan YouTube. Unuq dikisahkan punya anak haram yang amat kontroversial. Bagaimana tidak, selain bertubuh mega-raksasa, sang putra hidup ribuan tahun, yakni sampai pada era Nabi Musa AS. Tak sedikit ahli tafsir yang menyatakan bahwa kisah putra Unuq yang bernama Auj adalah kisah dusta. "Cerita ngawur yang tidak ada asalnya," sanggahIbnu Katsir dalam kitabnya yang berjudul al-Bidayah wal-Nihayah . Kisah Unuq memang menarik dan mirip dongeng. Banyak keanehan-keanehan. Dan ulama tafsir perlu mengkritisi kisah ini karena dianggap sudah bertentangan dengan Al-Quran dan sunnah Nabi. Mari kita tengok kisah yang kontroversial itu. Jumlah putra dan putri pasangan Nabi Adam dan Siti Hawa lumayan banyak. Konon Siti Hawa hamil sebanyak 120 kali dan setiap kehamilan melahirkan anak kembar dua, laki dan perempuan. Maknanya, jumlah anak Nabi Adam adalah 240 orang. Hal tersebut diriwayatkan Ibnu Thabari dalam Tarikhu ath-Thabari. Soal jumlah putra putri Nabi Adam ini memang ada banyak riwayat yang berbeda. Imam Ibnu Jarir dalam kitab tarikhnya yang diriwayatkan dari beberapa perawi menyebutkan, bahwa putra putri Hawa dengan Adam tidak sebanyak itu. Hawa melahirkan 40 anak dari 20 kelahiran. Atsar ini juga disebutkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama. Beberapa ulama menjelaskan pada setiap kelahirannya dua anak kembar, satu orang putra dan satu orang putri, anak pertama mereka adalah Qobil dan Iqlima, sedangkan anak terakhirnya bernama Abdul Mugits dan Ammatul Mugits. Lahir Tunggal Hanya saja, dalam kisah Unuq lain lagi. Diriwayatkan bahwa ada satu-satunya turunan Nabi Adam AS yang lahir tunggal. Dia adalah Unuq. Dia memiliki ciri yang unik yakni dengan 2 kepala, sebagaimana kepalanya terdapat pada masing-masing bahu, yakni kiri dan kanan. Kemudian ciri berikutnya memiliki 20 jari tangan, yakni telapak tangan masing-masing 10 jari. Memiliki kuku yang panjang dan bengkok. Diriwayatkan, Hawa dengan jiwa keibuannya, tetap merawat Unuq hingga si anak dewasa. Terjadilah peristiwa pembunuhan pertama di bumi, yakni Qabil membunuh Habil. Atas peristiwa tersebut, Qabil meninggalkan gunung dan menempati lembah. Maka terpisahlah, kedua kelompok anak Adam dengan balada yang berbeda. Kelompok yang beriman bersama Adam dan Hawa menempati puncak gunung. Sementara Qabil dan keturunannya menempati lembah. Hawa memperlakukan anaknya sama, merawatnya agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Itu menjadi ciri keturunannya yang mendiami puncak, sementara yang senang melanggar perintah Allah menempati lembah. Saat berangkat dewasa, Unuq bergabung dengan Qabil. Ini terjadi setelah Nabi Adam AS wafat. Beberapa sejarawan menyebutkan, bahwa sebelum meninggal dunia, Adam merasakan hidup bersama anak, cucu, cicit, dan seterusnya hingga berjumlah orang. Nah, ketika Nabi Adam wafat, seluruh keturunan Adam menangis selama tujuh hari tujuh malam karena duka. Melihat hal tersebut, maka setan menggoda mereka. Setan merayu anak-anak Adam yang ada di lembah, sebab perangai anak Adam di lembah tersebut mudah tergoda oleh setan. Iblis menawarkan untuk menghibur mereka dengan musik. Maka dari sinilah bermula musik, berupa seruling. Dan suara suling tersebut terdengar sangat jauh. Hingga ke puncak. Mereka yang sedang berduka tiba-tiba menjadi heran dengan suara yang aneh tersebut. Mendayu-dayu, dan sesekali dengan suara yang menyayat jiwa mereka. Mereka yang ada di gunung terperanjat, namun mereka tetap bisa mengontrol diri. Kecuali Unuq Binti Adam. Dengan hati bergejolak, ia meninggalkan puncak dan menuju lembah bergabung bersama Qabil dan saudaranya yang lain, menikmati musik dan tarian. Di lembah, Unuq berjumpa dengan banyak lelaki. Dan Unuq pun kecanduan seks bebas. Banyak lelaki menggaulinya. Setiap bertemu laki-laki dia melakukan hubungan intim. Tanpa disadari, dia pun hamil tanpa tahu siapa ayah dari anak yang ia kandung, Sejatinya, Unuq tidaklah cantik. Bahkan bisa dibilang, buruk rupa sehingga mustahil ada lelaki suka padanya. Namun, Unuq punya ilmu sihir yang membuat lelaki terpedaya. Ia bisa menaklukkan tiap lelaki yang dikehendakinya. Unuq akhirnya melahirkan anak lelaki bernama Wajh alias Auj alias Uajh atau sebut saja Auj bin Unuq. Nasabnya ibu karena tidak mereka ketahui siapa ayahnya. Siti Hawa sedih atas lelakuan putrinya itu. Maka beliau pun berdoa kepada Allah SWT, agar anaknya tersebut segera lenyap dari muka bumi. Allah pun mengutus singa sangat besar, yang melebihi ukuran gajah. Singa menyerang Unuq, merusak seluruh badannya. Inilah kematian pertama oleh binatang. Auj bin Unuq Membantu Nabi Nuh Unuq mati setelah setahun melahirkan Auj. Selanjutnya, Auj tumbuh menjadi orang yang sangat besar tubuhnya; tingginya mencapai 600 siku orang dahulu, yaitu sama dengan satu setengah siku orang sekarang, dan lebarnya seukuran itu, sampai-sampai ada sebuah riwayat ketika angin topan datang, angin tersebut tingginya tidak melebihi lutut Auj. Apabila dia duduk di atas gunung, tangannya dia ulurkan ke laut mengambil ikan, dan kemudian memanggangnya di matahari. Dan apabila dia marah kepada sebuah penduduk kampung, dia mengencingi mereka sehingga mereka tenggelam dalam air kencingnya. Menurut sebuah riwayat, Auj menguasai sebuah penduduk kampung. Diriwayatkan pula bahwa Auj bin Unuq hidup berumur tahun. Dia masih hidup hingga zaman Nabi Musa. Diriwayatkan, pada era Nabi Nuh, Auj bin Unuq berjasa membantu sang Nabi mengangkut kayu-kayu besar untuk membuat kapal. Dikisahkan, Allah memerintahkan Nabi Nuh AS pergi ke Kufah untuk mengangkut pohon Saj. Akan tetapi, Nabi Nuh bingung bagaimana cara mengangkutnya. Maka, Allah memberi wahyu kepadanya bahwa Auj bin Unuq bisa memikulnya. Setelah Allah memberi wahyu kepada Nabi Nuh bahwa yang mampu memikul kayu itu adalah Auj dari Kufah ke tanah Hirah, suatu perkampungan dekat dengan Baghdad, maka Nabi Nuh mendatangi Auj dan memintanya memikulkan kayu tersebut untuknya. Auj berkata, "Aku tidak akan memikulnya kecuali engkau mengenyangkanku dengan roti." Kebetulan, pada waktu itu Nabi Nuh membawa 3 roti dari kacang. Dia memberikan selembar roti itu kepada Auj dan berkata, "Makanlah roti itu!" Melihat itu, Auj pun tertawa dan berkata, "Seandainya roti ini sebesar gunung itu, ia tidak akan membuatku kenyang, apalagi roti ini hanya selembar." Mendengar ucapan Auj, Nabi Nuh memotong selembar roti itu dan memberikan kepadanya dan berkata, "Bacalah bismillahirrahmaanirrahiim kemudian makan potongan roti ini." Auj pun memakannya dan kemudian dia diberi lembaran roti yang kedua. Lembaran roti yang kedua baru setengah, Auj telah kenyang dan tidak sanggup memakan apa pun. Setelah memakan roti itu, Auj membawa semua kayu tersebut dari Kufah menuju Hirah dalam sekali pemberangkatan. Di era Nabi Musa Tatkala Nabi Nuh merampungkan membuat bahtera dan banjir mulai datang, Auj memohon kepada Nabi Nuh agar ia diberi tempat dalam bahtera tersebut. Akan tetapi Nabi Nuh menolak keinginannya itu. Saat banjir melanda seluruh dunia, tinggi air tidak mencapai lutut Auj bin Unuq, Auj pun hidup hingga masa Nabi Musa AS. Auj membenci Musa dan ingin membunuhnya. Dia menghampiri tentara Musa untuk mengetahui jumlah mereka. Dia mendapatkan mereka hanya kumpulan orang dalam satu farsakh. Lalu dia pergi ke sebuah gunung dan kemudian mencabut gunung itu dari bumi. Gunung itu dibawanya di atas kepalanya dan datang untuk menimpakannya ke tentara Nabi Musa. Pada saat itu, Allah mengutus burung Hud-hud yang paruhnya diciptakan dari besi. Burung Hud-hud itu turun di atas batu tersebut dan mulailah mematukinya hingga membuatnya berlubang, lalu ia turun ke pundak Auj, dan kemudian masuk ke dalam mantelnya hingga Auj tidak bisa bergerak. Ketika Nabi Musa melihat itu, dia menghampirinya dan memukulnya dengan tongkatnya, yang panjangnya 10 siku, sambil melompat ke udara setinggi 10 siku. Tingginya Nabi Musa adalah 10 siku; jadi, pukulannya ke betis Auj pun tidak sampai. Akan tetapi, setelah Musa memukulnya, Auj tersungkur dan kemudian meninggal serta terlempar di lapangan kosong seperti gunung yang besar. Diriwayatkan bahwa di negeri Tatar Tartares ada sungai yang bernama ath-Thai. Di sana terdapat jembatan lengkung yang besar. Konon, jembatan tersebut berasal dari tulang Auj bin Unuq dan merupakan salah satu dari keajaiban dunia. Kisah Dusta Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni dalam bukunya berjudul Shahih Qashashil Quran dan diterjemahkan menjadi "Kisah-Kisah dalam Al-Quran" oleh Muhyiddin Mas Rida dan Muhammad Khalid Al-Sharih menyebutkan Auj bin Unuq termasuk kisah dusta. Auj bin Unuq, sebagaimana disebut dalam riwayat adalah orang kafir yang suka membangkang, sombong dan jahat. Setelah itu, pada banjir di era Nabi Nuh, Allah tidak membinasakannya sekalipun dia dikenal membangkang, kafir, sombong, jahat, dan anak pezina. Itu aneh. Secara akal, Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir mengatakan, bagaimana mungkin Allah membinasakan anak Nuh karena kekufurannya, dan ayahnya adalah seorang Nabi dan pemimpin orang beriman, sedangkan Allah tidak membinasakan Auj bin Unuq. Padahal, dia lebih zalim dan melampaui batas dari apa yang mereka sebutkan. Ibnu Katsir kemudian menyalahkan riwayat ini karena bertentangan dengan Al-Quran dan hadits shahih. Sedangkan dalil naqli dari Al-Quran, Allah SWT berfirman " Dan Kami tenggelamkan golongan yang itu ." QS Asy-Syuara 66. Allah SWT juga berfirman, " Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi ." QS Nuh 26 Riwayat-riwayat ini juga bertentangan dengan hadits shahih, dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menciptakan Adam, panjangnya enam puluh hasta, kemudian ukuran penciptaan itu terus berkurang hingga sekarang." Ini merupakan hadits shahih dari Nabi SAW yang tidak pernah berbicara karena mengikuti hawa nafsu. " Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya ." QS An-Najm 4 Kenyataannya tinggi manusia terus berkurang mulai dari diciptakan Adam hingga sekarang. Ini berarti bahwa tidak ada keturunan Adam yang lebih tinggi darinya. "Saya kira riwayat tentang Auj bin Unuq ini tidak lain berasal dari orang kafir yang notabene merupakan musuh para nabi. Wallahu alam," ujar Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir. Kemudian Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan kedustaan dari riwayat ini, dia berkata "Tidak terlalu mengherankan bahwa mereka berani berdusta kepada Allah. Namun yang lebih mengherankan apabila ada orang yang berani memasukkan hadits ini ke dalam kitab-kitab para ulama dan kitab-kitab tafsir yang diakui serta tidak menjelaskan kerancuannya." Menurut ahli kitab, Auj bin Unuq bukan berasal dari keturunan Nuh melainkan keturunan Adam. Semenara Allah SWT berfirman " Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan ." QS Ash-Shaffat 77 Allah memberitahukan bahwa semua orang yang masih hidup di muka bumi termasuk keturunan Nuh. Seandainya Auj itu memang benar ada, niscaya dia tidak hidup lagi setelah Nuh. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menambahkan, "Tidak diragukan lagi bahwa hadits ini dan semacamnya dibuat oleh orang kafir dari ahli kitab yang mengejek para rasul dan pengikutnya."

Beberapahari kemudian, Nabi Adam As. pulang. Ia ingin segera bertemu dengan keluarganya. Terbayang keluarganya hidup rukun. Tak ada perselisihan. Sampai di rumah, Nabi Adam As. beristirahat sejenak. Anggota keluarga berkumpul di dekatnya. Usai melepas lelah, Nabi Adam As. menanyakan perihal Habil. Dari tadi Habil tak kelihatan.

loading...Dikisahkan Auj bin Unuq lolos dari maut saat banjir di era Nabi Nuh. Foto/Ilustrasi YouTube Kisah Unuq Putri Adam yang disebut-sebut sebagai pionir seks bebas dan hamil di luar nikah banyak tersebar di jaringan YouTube. Unuq dikisahkan punya anak haram yang amat kontroversial. Bagaimana tidak, selain bertubuh mega-raksasa, sang putra hidup ribuan tahun, yakni sampai pada era Nabi Musa AS . Tak sedikit ahli tafsir yang menyatakan bahwa kisah putra Unuq yang bernama Auj adalah kisah dusta. "Cerita ngawur yang tidak ada asalnya," sanggah Ibnu Katsir dalam kitabnya yang berjudul al-Bidayah wal-Nihayah. Baca Juga Kisah Unuq memang menarik dan mirip dongeng. Banyak keanehan-keanehan. Dan ulama tafsir perlu mengkritisi kisah ini karena dianggap sudah bertentangan dengan Al-Qur'an dan sunnah Nabi .Mari kita tengok kisah yang kontroversial itu. Jumlah putra dan putri pasangan Nabi Adam dan Siti Hawa lumayan banyak. Konon Siti Hawa hamil sebanyak 120 kali dan setiap kehamilan melahirkan anak kembar dua, laki dan perempuan. Maknanya, jumlah anak Nabi Adam adalah 240 orang. Hal tersebut diriwayatkan Ibnu Thabari dalam Tarikhu ath-Thabari. Soal jumlah putra putri Nabi Adam ini memang ada banyak riwayat yang berbeda. Imam Ibnu Jarir dalam kitab tarikhnya yang diriwayatkan dari beberapa perawi menyebutkan, bahwa putra putri Hawa dengan Adam tidak sebanyak itu. Hawa melahirkan 40 anak dari 20 kelahiran. Atsar ini juga disebutkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama. Beberapa ulama menjelaskan pada setiap kelahirannya dua anak kembar, satu orang putra dan satu orang putri, anak pertama mereka adalah Qobil dan Iqlima, sedangkan anak terakhirnya bernama Abdul Mugits dan Ammatul Mugits. Baca Juga Lahir TunggalHanya saja, dalam kisah Unuq lain lagi. Diriwayatkan bahwa ada satu-satunya turunan Nabi Adam AS yang lahir tunggal. Dia adalah Unuq. Dia memiliki ciri yang unik yakni dengan 2 kepala, sebagaimana kepalanya terdapat pada masing-masing bahu, yakni kiri dan ciri berikutnya memiliki 20 jari tangan, yakni telapak tangan masing-masing 10 jari. Memiliki kuku yang panjang dan Hawa dengan jiwa keibuannya, tetap merawat Unuq hingga si anak dewasa. Terjadilah peristiwa pembunuhan pertama di bumi, yakni Qabil membunuh peristiwa tersebut, Qabil meninggalkan gunung dan menempati lembah. Maka terpisahlah, kedua kelompok anak Adam dengan balada yang berbeda. Kelompok yang beriman bersama Adam dan Hawa menempati puncak gunung. Sementara Qabil dan keturunannya menempati memperlakukan anaknya sama, merawatnya agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Itu menjadi ciri keturunannya yang mendiami puncak, sementara yang senang melanggar perintah Allah menempati berangkat dewasa, Unuq bergabung dengan Qabil. Ini terjadi setelah Nabi Adam AS wafat. Beberapa sejarawan menyebutkan, bahwa sebelum meninggal dunia, Adam merasakan hidup bersama anak, cucu, cicit, dan seterusnya hingga berjumlah ketika Nabi Adam wafat, seluruh keturunan Adam menangis selama tujuh hari tujuh malam karena duka. Melihat hal tersebut, maka setan menggoda merayu anak-anak Adam yang ada di lembah, sebab perangai anak Adam di lembah tersebut mudah tergoda oleh setan. Iblis menawarkan untuk menghibur mereka dengan dari sinilah bermula musik, berupa seruling. Dan suara suling tersebut terdengar sangat jauh. Hingga ke puncak. Mereka yang sedang berduka tiba-tiba menjadi heran dengan suara yang aneh tersebut. Mendayu-dayu, dan sesekali dengan suara yang menyayat jiwa yang ada di gunung terperanjat, namun mereka tetap bisa mengontrol diri. Kecuali Unuq Binti Adam. Dengan hati bergejolak, ia meninggalkan puncak dan menuju lembah bergabung bersama Qabil dan saudaranya yang lain, menikmati musik dan tarian. Baca Juga Di lembah, Unuq berjumpa dengan banyak lelaki. Dan Unuq pun kecanduan seks bebas. Banyak lelaki menggaulinya. Setiap bertemu laki-laki dia melakukan hubungan intim. Tanpa disadari, dia pun hamil tanpa tahu siapa ayah dari anak yang ia kandung,
CeritaNabi Adam. Ādam hidup selama Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A'raaf [7] Habil dan Labuda, Sith dan Azura, Ashut dan saudara perempuannya, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya
Illustrasi Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Foto IstockNabi Adam AS merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Untuk menemani Nabi Adam AS, Allah juga menciptakan sosok wanita dari tulang rusuknya yang bernama Siti itu, Allah SWT menikahkan Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Dari hasil perkawinan Nabi Adam dan Siti Hawa inilah yang kemudian menambah jumlah populasi manusia di oleh Imam Abu Ja’far Ibn Jarir at Thabari dalam Tarikh-nya, Siti Hawa melahirkan 40 anak Nabi Adam AS dengan 20 kali masa kehamilan. Hal ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam Tafsir Baghowi dan Tafsir Anak Nabi Adam AS dan Siti HawaNamun, Ibnu Thabari menyebutkan dalam Tarikhu ath-Thabari bahwa Siti Hawa telah mengalami masa kehamilan sebanyak 120 kali. Di setiap kehamilannya, Siti Hawa melahirkan dua anak kembar laki-laki dan perempuan sehingga berjumlah 240 pertama Nabi Adam dan Siti Hawa adalah Qabil dan Iqlima, sedangkan anak terakhirnya bernama Abdul Mugits dan Ammatul Mugits. Namun, nama anak Nabi Adam AS yang secara pasti disebutkan di dalam riwayat adalah lima orang, yaitu Qabil, Habil, Iqlima, Labuda dan kitab berjudul al-Bidayah wa an-Nihayah dituliskan, semua silsilah keturunan anak hingga cucu Nabi Adam AS sekarang ini berujung pada Nabi Syith. Sedangkan seluruh anak-anak Nabi Adam yang lain telah hilang dan tidak memiliki jumlah anak Nabi Adam AS dan Siti Hawa, beberapa sejarawan mengatakan bahwa sebelum meninggal dunia, beliau pernah merasakan hidup bersama anak, cucu, cicit, dan seterusnya hingga berjumlah orang. Hal ini tertulis dalam buku Kisah bapak dan anak dalam Al-Qur'an oleh Adil Musthafa Abdul Qabil dan HabilIllustrasi Kisah Qabil dan Habil. Foto FreepikAllah SWT mengabadikan kisah kedua putra Nabi Adam AS, yaitu Qabil dan Habil, di dalam Alquran, tepatnya pada surat Al-Maidah ayat 27-31. Dalam ayat ini dijelaskan kedengkian serta marahnya Qabil atas diterimanya kurban Habil, sedangkan kurbannya ditolak oleh Allah hadits yang diriwayatkan oleh al-Aufi dari Abdullah bin Abbas, saat itu kurban diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jadi, dalam mempersembahkan kurban, Allah Ta’ala menerima kurban hamba-Nya dengan mengirimkan api dan menyambar ke arah apa yang dipersembahkan buku Kisah bapak dan anak dalam Al-Qur'an oleh Adil Musthafa Abdul Halim, Qabil adalah seorang petani dan bercocok tanam, sedangkan Habil adalah seorang peternak dan penggembala. Kedengkian Qabil terhadap Habil bermula ketika Allah mensyariatkan kepada Nabi Adam agar menikahkan putranya dengan putri dari pasangan kembaran yang berbeda bersilang.Sesuai dengan syariat tersebut, Qabil pun dinikahkan dengan saudara kembar dari Habil yaitu Labuda, sedangkan Habil akan dinikahkan dengan saudara kembar Qabil yaitu Iqlima. Tetapi, Qabil tidak terima akan hal itu karena ia merasa istrinya tidak terlalu cantik dan ingin menikah dengan saudara kembarnya sendiri yang berparas Adam tidak mengizinkannya. Untuk mengatasi masalah ini, mereka berdua diminta untuk memberikan pengorbanan kepada Allah SWT. Apabila pengorbanannya diterima, maka akan mendapatkan keadilan di kurban dipersembahkan, Allah hanya menerima kurban dari Habil. Hal ini membuat Qabil marah dan dengki terhadap Habil. Sifat dengki dalam diri Qabil membuatnya memutuskan untuk membunuh saudaranya Habil telah memberikannya nasihat, Qabil tidak menghiraukannya. Menurut pendapat beberapa ulama, lokasi tempat Qabil membunuh Habil saat itu di kawasan pegunungan Qasiun wilayah utara Damaskus, tepatnya di Gua Habil sedang tertidur, Qabil membunuh Habil dengan cara melemparkan batu ke arah kepala Habil hingga kepalanya terluka parah. Peristiwa ini adalah kematian pertama yang terjadi di muka bumi dan kejahatan pertama yang dilakukan membunuh Habil, Qabil pun bingung apa yang harus ia perbuat terhadap jenazah saudaranya. Pasalnya, ini adalah kejadian pertama di muka bumi. Qabil pun menggotong tubuh Habil selama kurang lebih setahun hingga Allah mendatangkan dua burung gagak yang sedang bertarung dan menyebabkan salah satunya yang masih hidup mengais-ngais tanah hingga membuat lubang untuk mengubur gagak yang mati. Melihat kejadian itu, Qabil mengambil pelajaran tentang cara mengubur jenazah saudaranya itu. SosokAdam sebagai manusia pertama dimuka bumi, menyimpan 1001 kisah. Kisah ini mencoba menguak secuil misteri tentang penciptaan Nabi Adam, dan disajikan untuk anda sekalian. ADAM dalam bahasa Ibrani = אָדָם , dalam bahasa arab = آدم berarti tanah, manusia, atau cokelat muda
ArticlePDF AvailableAbstractAbstrak Penelitian ini berdasarkan kisah Nabi Adam As yang berbagai fragmennya tersebar diberbagai surah dan ayat, menurut Ibn Katsir dalam Tafsir al-Qur`anul dari pembahasan ini adalah mengetahui sekaligus menyusun kronologis narasi kisah Nabi Adam As dari proses awal penciptaannya hingga ia keluar dari surga. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan. Untuk pengelolaan data penafsiran oleh Ibn Katsir digunakan pendekatan studi tokoh, konten analisis dan ilmu kajian terhadap tafsir Ibn Katsir, kronologis kisah Nabi Adam As terbagi tiga, yaitu pertama, penciptaan Nabi Adam ini diawali dari zat yang disebut تراب dan طين serta حمٰإ مسنون hingga menjadi صَلْصٰلٍ كَالْفَخَّار. Setelah itu ditiupkan roh, pada proses inilah malaikat diperintah sujud kepada Adam As namun iblis enggan untuk bersujud. Kedua kisah Adam As tinggal di surga dengan segala fasilitasnya. Pada kejadian ini istri Adam As Hawa diciptakan oleh Allah. Ketiga, kisah Adam As dan istrinya dilarang mendekati pohon kuldi, yang kemudian aturan tersebut dilanggar oleh Adam As dan istrinya yang mengakibatkan Adam As dan istrinya dikeluarkan dari surga. Menurut Ibn Katsir keluarnya Adam As dari surga ini dalam dua tahap pertama tahap turun ke langit dunia dan kedua tahap turun ke bumi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Istinarah Riset Keagamaan, Sosial dan Budaya, Vol. 2 1, 2020, Januari-Juni ISSN Print 2714-7762 ISSN Online 2716-3539 Tersedia online di 60 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 Kronologis Kisah Nabi Adam As dalam Tafsir Ibn Katsir Bustamar * Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia E-mail bustamarputra95 Fitri Yeni M Dalil Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia E-mail fitriyenidalil * Corresponding Author Abstrak Penelitian ini berdasarkan kisah Nabi Adam As yang berbagai fragmennya tersebar diberbagai surah dan ayat, menurut Ibn Katsir dalam Tafsir al-Qur`anul Adzim. Tujuan dari pembahasan ini adalah mengetahui sekaligus menyusun kronologis narasi kisah Nabi Adam As dari proses awal penciptaannya hingga ia keluar dari surga. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan konten analisis. Dari kajian terhadap tafsir Ibn Katsir, kronologis kisah Nabi Adam As terbagi tiga, yaitu pertama, proses penciptaan Nabi Adam. Kedua kisah Adam As tinggal di surga dengan segala fasilitasnya. Ketiga, kisah Adam As dan istrinya dilarang mendekati pohon kuldi, yang kemudian aturan tersebut dilanggar oleh Adam As dan istrinya yang mengakibatkan Adam As dan istrinya dikeluarkan dari surga. Abstract This research is based on the story of the Prophet Adam As whose various fragments are scattered in various surahs and verses, according to Ibn Kathir in Tafsir al-Qur`anul Adzim. The purpose of this discussion is to know at the same time compile a chronological narrative of the story of the Prophet Adam As from the initial process of his creation until he came out of heaven. The type of research used is library research using content analysis. From the study of the interpretation of Ibn Kathir, the chronology of the story of the Prophet Adam As is divided into three, namely first, the process of the creation of the Prophet Adam. The second story of Adam As lived in heaven with all the amenities. Third, the story of Adam As and his wife were prohibited from approaching the kuldi tree, which was then broken by Adam As and his wife which resulted in Adam As and his wife being expelled from heaven. Kata Kunci Kisah, Adam, Ibn Katsir, Kronologis PENDAHULUAN Al-Qur`an merupakan objek yang selalu menarik untuk dikaji dari semua sisinya. Al-Qur`an memiliki berbagai aspek yang dapat dikaji baik secara universal maupun parsial termasuk yang berkaitan dengan kisah-kisah yang dimuat dalam al-Qur`an. Kisah-kisah tersebut merupakan satu dari sekian banyak aspek yang membuktikan kemukjizatan al-Qur`an dan membuktikan kebenaran nubuwwah Rasulullah Saw. Rofiqoh & Ansori, 2017 25 Kisah-kisah tersebut memuat beragam permasalahan yang bisa dikaji secara substansial dan diuji kebenarannya berdasarkan fakta-fakta sejarah yang ditemukan. Kisah-kisah dalam al-Qur`an adalah sebenar- 61 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 benarnya kisah, karena kisah-kisah tersebut pasti selalu sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Kisah-kisah tersebut juga merupakan kisah-kisah terbaik, karena kisah-kisah tersebut mengandung nilai sastra dan makna yang tinggi. Selain itu, kisah-kisah dalam al-Qur`an juga merupakan kisah-kisah yang paling besar manfaatnya. Rofiqoh & Ansori, 2017 26. Firman Allah; “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. QS. Yusuf 12 111 Kisah-kisah dalam al-Qur`an bukanlah suatu cerita yang lengkap yang meliput berbagai aspek peristiwa. Seringkali tidak terdapat penyebutan tempat atau waktu kejadian, apalagi urutan ruang dan waktu. Sehingga diperlukan penejelasan lebih lanjut, yang disebut dengan Tafsir al-Qur`an. Al-Qur`an dalam memaparkan kisah tidak tersusun secara kronologis sebagaimana buku sejarah. Sebagian kisah dalam suatu surah dan sebagian dimuat dalam surah lainnya, terkadang diungkapkan secara panjang lebar, terkadang secara garis besarnya saja. Misalnya kisah Nabi Adam As dalam al-Qur’an, yang dipaparkan tidak pada satu tempat/dalam satu surah saja, melainkan diberbagai tersebut bebrda dengan kisah Nabi Yusuf As yang terfokus pada satu surah saja. Dalam al-Qur`an terdapat kisah Nabi Adam As, yang diceritakan berulang-ulang dalam berbagai surah dan ayat, seperti dalam surah Al-Baqarah [2] 30-39, Ali-Imran [3] 59, Al-A’raf [7] 11-25. Al-Hijr [15] 26-44. Al-Isra` [17] 61- 65. Al-Kahfi [18] 50. Thaha [20] 115-124. Shad [38] 71-85. Dalam Mu’jam al-Mufarras li al-Fazil Qur`an al-Karim, kata-kata Adam terdapat dalam 9 Surah, yang terdiri dari 25 ayat.Nadim, 1945 Jika dilihat dari isi surah dan ayat yang mengandung kisah Nabi Adam As ada 8 Surah, yang terdiri dari 75 ayat. Dalam ayat tersebut adakalanya membicarakan tentang penciptaan Nabi Adam, kehidupannya 62 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 di Surga dan latar belakang Nabi Adam turun dari Surga. Kisah Nabi Adam pada surah tertentu urutannya tidak lengkap, surah al-Baqarah, sebagai surah kedua berdasarkan tartib Utsmani, menjelaskan kisah Nabi Adam setelah Allah menciptakannya, dan tidak pernah membicarakan bahwa Adam diciptakan dari tanah. Hanya saja menjelaskan pemberitaan Allah kepada Malaikat tentang akan diciptakan makhluk baru sebagai khalifah di bumi, pengetahuan Adam melebihi pengetahuan Malaikat, perintah sujud, pembangkangan iblis, suruhan Allah terhadap Adam bersama istrinya tinggal di surga dan terakhir penurunan Adam dari surga. Dalam surah al-Baqarah tidak ada menjelaskan tentang penciptaan Hawa, tiba-tiba langsung godaan iblis. Sedangkan mengenai penciptaan Nabi Adam tersebut dipaparkan dalam surah lain. Dengan demikian diperlukan rentetan kisah yang lengkap, agar lebih mudah dipahami. Walaupun ada yang menyatakan kisah itu tidak harus berurutan dari awal hingga akhir. Ada sebuah kisah itu menggunakan alur maju linier, ada yang menggunakan alur mundur dan ada juga yang menggunakan alur bolak balik. Orang yang menggunakan tiga alur tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Kemudian dari pada itu agar al-Qur`an memiliki maknanya yang utuh maka perlu adanya rentetan atau urutan dari kisah itu sendiri. Dengan kata lain rentetan kisah Nabi Adam As mulai dari penciptaan hingga tahapan selanjutnya. Pada penelitian ini penulis menggunakan Kitab Ibn Katsir sebagai sumber utama. Disebabkan kitab Tafsir Ibnu Katsir memiliki keistimewaan dalam beberapa aspek, seperti dalam hal ketelitian sanadnya, kesederhanaan ungkapannya, dan kejelasan ide pemikirannya. Di samping itu dalam penafsirannya Ibn Katsir lebih mengedepankan penafsiran dengan al-Qur`an itu sendiri, jika itu tidak ditemukan di ayat lain maka beranjak pada Hadits, jika tidak ditemukan dalam Hadits, maka didukung dengan pendapat Sahabat Nabi Saw, jika tidak ada pendapat Sahabat tentang hal yang demikian maka beralih pada tabi’in. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library 63 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 research. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan. Sebagai penelitian tafsir tentang kisah nabi Adam As, teknik pengumpulan dan analisis data ayat-ayat al-Qur`an melalui term Adam, digunakan pendekatan tafsir tematik. HASIL DAN PEMBAHASAN Penciptaan Nabi Adam As Pengkabaran Allah Tentang Penciptaan Khalifah /Makhluk Baru di Bumi QS. al-Baqarah/2 30, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Ibn Katsir 2017 518 menafsirkan ayat ini bahwa Allah Swt mengabarkan karunia-Nya kepada Bani Adam dengan menyebut nama mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya sebelum Allah Swt menciptakan mereka, sebagaimana firman Allah,     “yakni ingatlah wahai Muhammad, saat Rabbmu berfirman kepada para Malaikat, dan kabarkanlah hal ini kepada kaummu. Ibn Jarir menyebutkan keterangan dari sebagian pakar Bahasa arab, yaitu Abu Ubaidah yang mengklaim bahwa kata merupakan zaidah tambahan. Perkiraan kalimatnya ialah  . Namun Ibn Jarir membantahnya. Al-Qurthubi mengatakan, seluruh ahli tafsir juga membantahnya, bahkan az-Zajjaj sampai mengatakan “ini sebuah kelancangan dari Abu Ubaidah”.  yakni, suatu kaum yang sebagian meneruskan kaum sebelumnya, abad demi abad generasi demi generasi, sebagaimana yang Allah Swt firmankan,      QS. al-An’am 165. Dia Allah berfirman, . QS. an-Namal 62 dan firman-Nya  QS. az-Zukhruf 60 dan firman-Nya,    QS. Maryam 59. Dan dibaca secara syadz aneh;   disebutkan oleh az-Zamaksyari dan lainnya serta 64 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 dinukilkan oleh al-Qurthubi dari Zaid bin Ali. Katsir, Jilid I, 2017 519 Proses Penciptaan Nabi Adam As QS. Ali-Imran/3 59 “Sesungguhnya misal penciptaan Isa di sisi Allah, adalah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya "Jadilah" seorang manusia, Maka jadilah Dia”. Pada ayat ini Ibn Katsir tidak menjelaskan makna  secara detail, dari lafaz ayat Adam kejadian awalnya memang dari  namun dalam penafsirannya ayat tersebut membahas tentang kisah Nabi Isa yang tidak memiliki bapak yang sama dengan kejadian Nabi Adam As. Namun pada surah al-Hajj/22 5, Allah menjelaskan “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan dari kubur, Maka ketahuilah Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu…”  disini adalah asal mula kejadian Adam As yaitu diciptakan dari tanah, kemudian anak keturuananya dari air yang hina. Katsir, 2017 112. Jilid 7 QS. al-Hijr/15 26, “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia Adam dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. Ibn abbas As, Mujahid dan Qatadah berkata “Yang dimaksud dengan shalshal disini ialah tanah liat kering. Secara lahiriah ia seperti firman Allah Swt,             QS. Ar-Rahman 14-15. Pendapat dari Mujahid juga   ialah tanah yang berbau busuk. Namun penafsiran ayat dengan ayat lain lebih utama. Firman Allah   , yakni tanah liat kering dari lumpur hitam sedangkan  artinya halus atau licin. Karena inilah, diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ia berpendapat, ia adalah tanah liat yang basah’. Juga diriwayatkan dari Ibn Abbas, Mujahid dan adh-Dhahak, bahwa yang dimaksud   , ialah tanah yang berbau busuk. Ada pendapat yang lain 65 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 bahwa yang dimaksud dengan , disini ialah yang diberi bentuk. Ibn Katsir, jilid 6, “ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh ciptaanKu; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya" QS. Shad/38 71-72. Allah menciptakannya dengan tangan-Nya agar Iblis tidak menyombongkan diri darinya dan agar Dia berkata kamu menyombongkan diri dari apa yang Aku ciptakan dengan tangan-Ku, padahal Aku sendiri tidak menyombongkan diri darinya’. Allah menciptakannya sebagai manusia, ia berbentuk jasad dari tanah liat selama 40 hari sejak hari Jum’at, para Malaikat melewatinya, mereka terkejut karena melihatnya. Yang paling terkejut dari mereka adalah Iblis, ia melewatinya dan memukulnya, hingga jasad itu mengeluarkan suara, seperti tanah bejana tanah liat yang berdenting, firman Allah,    QS. ar-Rahman/55 14. Iblis berkata, ’kamu diciptakan untuk suatu perkara’. Lalu ia masuk masuk ke dalam mulutnya dan keluar dar duburnya, ia berkata kepada Maliakat, jangan takut terhadapnya, sesungguh Rabb kalian tidak membutuhkan sedangkan ia ini berongga. Bila aku menguasainya, benar-benar aku akan menghancurkannya. Katsir, Jilid I, 2017 540 Manakala sudah tiba masanya Allah Swt meniupkan ruh padanya, Allah berfirman kepada Maliakat, bila Aku meniupkan ruh-Ku padanya maka bersujudlah kalian kepadanya’. Ketika Allah meniupkan ruh-Nya dan ruh itu langsung masuk melalui kepalanya maka ia bersin. Malaikat berkata kepadanya, ucapkan Alhamdulillah’. Ia pun mengucapkannya. Maka Allah Swt berfirman, semoga Rabbmu merahmatimu’. Ketika ruh masuk ke sepasang matanya, ia melihat buah-buahan di Surga. Ketika ruh masuk ke dalam rongga perutnya, ia ingin makan, maka ia terburu-buru melompat menuju buah Surga sebelum ruh sampai di kedua kakinya. Hal itu ketika Allah berfirman    QS. al-Anbiya`/21 37 66 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 Pengetahuan Adam As Melebihi Pengetahuan Malaikat QS. al-Baqarah/2 31-33, “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." Allah berfirman "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan? Dalam ayat ini Allah Swt menyebutkan kemuliaan Adam As atas para Malaikat. Karena Allah Swt secara khusus mengajarkan ilmu khusus tentang nama-nama segalaga sesuatu sementara untuk Malaikat tidak. Ini berlangsung setelah para Malaikat sujud kepada Adam As. Allah mendahulukan ayat ini karena ada hubungan antara ayat ini dengan ketidaktahuan Malaikat tentang hikmah diciptakannya khalifah manakala mereka menanyakan hal itu kepada Allah Swt, maka Allah Swt mengabarkan kepada mereka bahwa Dia mengetahui apa yang tidak mereka ketahui. Untuk itu selanjutnya Allah Swt menyebutkan ayat ini setelah itu untuk menjelaskan kemuliaan Adam As karena Allah Swt telah memberinya kelebihan daripada mereka dalam hal ilmu. Allah Swt berfirman . Katsir, Jilid I, 2017 530 As-Suddi mengatakan, dari orang yang menyampaikan hadits kepadanya dari Ibn Abbas tentang ayat   , ia berkata Dia menunjukkan kepadanya nama-nama anaknya, satu persatu dan nama-nama hewan, dikatakan kepadanya, ini keledai, ini unta, ini kuda. Adh-Dahk mengatakan dari Ibn Abbas ia berkata  , yaitu nama-nama benda yang diketahui oleh manusia, hewan, langit, bumi, daratan, 67 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 lautan, unta, keledai dan nama-nama makhluk lainnya. Ibn Abi Hatim dan Ibn Jarir meriwayatkan dari hadits Asyim bin Kulaib, dari Sa’id bin Ma’bad, dari Ibn Abbas, ia berkata   , Dia mengajarkan kepadanya nama piring besar dan periuk. Ia berkata, Ya, sampai-sampai kentut pun ia ajarkan’. Katsir, Jilid I, 2017 530 As-Suddi dalam tafsirnya mengatakan dari Abu Malik, dari Abu Shaleh dari Ibn Abbas dan dari Murrah, Ibn Mas’ud dan beberapa orang sahabat tentang firman Allah Swt,    yakni, kemudian para makhluk disodorkan kepada para malaikat. Ibn Juraij mengatakan dari Mujahid tentang ayat  . Yakni, benda-benda yang punya nama itu disodorkan kepada para Malaikat. Katsir, Jilid I, 2017 532 Ibn Jarir mengatakan, dari al-Hasan dan Qatadah, keduanya berkata, “Allah mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu, Dia menyebutkan segala sesuatu dengan nama-namanya dan umat demi umat ditampakkan kepadanya’. Dengan sanad ini dari al-Hasan dan Qatadah tentang firman Allah  . Sesungguhnya Aku tidak menciptakan makhluk melainkan kalian lebih tahu darinya, maka dari itu beritahukan kepadaku tentang nama-nama benda tersebut jika kalian memang benar. Adh-Dhahak mengatakan dari Ibn Abbas   . Yakni, jika kalian benar-benar tahu untuk apa Aku menciptakan seorang khlifah di muka Bumi. As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Abu Shaleh dari Ibn Abbas dan dari Murrah dan dari Ibn Mas’ud dan beberapa orang sahabat,  . Bahwa Bani Adam berbuat kerusakan di Bumi dan Menumpahkan darah. Ibn Jarir berkata, “pendapat yang paling mendekati kebenaran dalam hal ini ialah takwil Ibn Abbas dan mereka yang sependapat dengannya. Makna dari ayat itu ialah bahwa Allah Swt berfirman beritahukanlah kepada-Ku nama dari benda-benda yang Aku sodorkan kepada kalian wahai para Malaikat yang berkata, ’apakah Engkau menjadikan makhluk di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah dari selain kami atau sebagian dari kami, sementara selama ini kami bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan- 68 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 Mu?, bila kalian memang orang-orang yang benar dalam apa yang kalian katakana, bahwa bila Aku menciptakan khalifah-Ku di Bumi selain kalian maka anak-anaknya akan mendurhakai-Ku, berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, dan bila Aku menjadikan kalian di Bumi maka kalian akan menaati-Ku, mengikuti perintah-Ku dengan mengagungkan dan mensucikan-Ku. Bila terhadap nama-nama apa yang Aku bentangkan kepada kalian saja kalian tidak tahu padahal kalian menyaksikan mereka, maka apalagi terhadap perkara yang tidak ada perkara-perkara yang akan terjadi tentu kalian lebuh tidak tahu lagi”. Katsir, Jilid I, 2017 533 Firman Allah Swt,         . Ini adalah pensucian dari Malaikat untuk Allah Swt, bahwa seseorang tidak mungkin mengetahui sebagian ilmu-Nya kecuali bila Dia kehendaki dan tidak mungkin mereka mengetahui sesuatu kecuali yang Allah Swt ajarkan kepada mereka. Oleh karena itu mereka berkata    . Yakni, Maha Mengetahui segala sesuatu, Maha Bijaksana pada penciptaan, perintah dan pengajaran-Mu kepada siapa yang Engkau kehendaki serta penolakan-Mu terhadap siapa yang Engkau kehendaki, Engkau memilki hikmah di balik semua itu dan keadilan yang sempurna. Katsir, Jilid I, 2017 533 Perintah Sujud Kepada Nabi Adam As QS. al-Baqarah/2 34, “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat "Sujudlah kamu kepada Adam, "Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir”. Ini adalah kemuliaan besar dari Allah Swt untuk Adam As yang Dia karuniakan kepada anak cucunya. Allah Swt mengabarkan bahwa Dia memerintahkan para Malaikat untuk sujud kepada Adam As. Banyak juga hadits yang menunjukkan hal itu, di antaranya hadits syafa’at yang sudah disebutkan, serta hadist Musa As, Wahai Rabbku perlihatkan kepadaku Adam yang telah mengeluarkan kami dan dirinya dari Surga’. Ketika Musa bertemu Adam, ia berkata, ’kamu Adam yang telah ciptakan dengan tangan-Nya, Allah tiupkan ruh-Nya ke 69 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 dalam dirinya dan Allah perinthakan Maliakat untuk bersujud kepadanya’. “Maka bersujudlah para Malaikat itu semuanya bersama-sama. Kecuali iblis. ia enggan ikut besama-sama malaikat yang sujud itu. QS. al-Hijr/15 30-31 Ibils menolak seraya menyombongka diri dan ia termasuk golongan yang kafir. Allah Swt berfirman kepadanya, ’apa yang menghalangimu untuk bersujud kepada apa yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku saat Aku perintahkan kepadamu?’ Iblis menjawab, ’aku lebih baik darinya, aku tidak akan sujud kepada apa yang Engkau ciptakan dari tanah. Allah berfirman; “Allah berfirman "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina". Ketika Allah Swt memerintahkan para Malaikat untuk bersujud kepada Adam, perintah itu mencakup Iblis, karena ia sekalipun bukan dari golongan Malikat, tapi ia menyerupai mereka dan menyerupai perbuatan mereka. Oleh karena itu ia masuk dalam perintah Allah Swt tersebut dan dicela kerena menyalahi perintah Allah. Karenanya Muhammad bin Ishaq mengatakan dari Khallad, dari Atha’ dari Thawus, dari Ibn Abbas, ia berkata, ’Iblis sebelum bermaksiat termasuk golongan Malaikat, namanya adalah Azazil, ia termasuk penduduk bumi, tergolong Malaikat yang paling giat dan paling banyak ilmunya hingga hal itu membuatnya takabur. Ia bersal dari sebuah daerah bernama Jin. Riwayat senada dari Khallad, dari Atha’ dari Thawus atau Mujahid dari Ibn Abbas atau selainnya.Katsir, jilid I, 2017 542 Ibn Jarir, dari al-Hasan, ia berkata, ’Iblis bukan dari malaikat sekejap pun. Ia adalah asal Jin sebagaimana Adam asal manusia’. Ini sanad shahih dari al-hasan. Ucapan yang sama dikatakan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam. Syahr bin Hausyab berkata, ’iblis termasuk Jin yang diusir para Malaikat. Ia ditahan oleh beberapa Malaikat lalu dibawa ke langit. Diriwayatkan oleh Ibn Jarir. Qatadah berkata tentang firman Allah Swt,   . Ketaatan itu untuk Allah. Adapun 70 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 sujud itu, maka dengannya Allah memuliakan Adam dengan memerintahkan para Malaikat untuk sujud kepadanya. Katsir, Jilid I, 2017 543 Qatadah berkata tentang firman Allah,  . Musuh Allah – Iblis - dengki kepada Adam atas kemuliaan yang Allah berikan kepadanya, ia berkata, aku dari api sedangkan ia dari tanah’. maka awal dosa mereka adalah kesombongan, musuh Allah ini menyombongkan diri sehingga ia menolak untuk sujud kepada Adam. Katsir, jilid, 2017 543 Kehidupan Nabi Adam As di Surga QS. al-Baqarah/2 35-36 Dan Kami berfirman "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari Keadaan semula dan Kami berfirman "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." Allah berfirman dalam rangka mengabarkan bentuk penghargaan-Nya kepada Adam setelah Dia memerintahkan para Malaikat untuk sujud kepadanya, maka mereka sujud kecuali Iblis. Allah mengizinkan Adam untuk masuk Surga dan tinggal disana sesukanya, makan darinya sesukanya, “yang banyak lagi baik” yakni, dengan tenang, lapang dan baik. Katsir, Jilid I, 2017 547 Al-Hafiz Abuh Bakar bin Mardawaih meriwayatkan dari hadits Muhaamad bin Isa ad-Damaghani, dari Abu Zar, ia berkata, “aku berkata, Wahai Rasulullah, apakah menurutmu Adam itu seorang Nabi?’ Beliau menjawab, Ya. Ia seorang Nabi dan Rasul yang Allah ajak berbicara mendahului siapapun, Dia berfirman .” Ada perbedaan pendapat mengenai letak Surga yang ditempati oleh Adam, apakah terletak di langit atau di bumi? Kebanyakan ulama berpendapat yang pertama. Sementara al-Qurthubi 71 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 menyebutkan pendapat dari Mu’tazilah dan Qadariyah, bahwa surga tersebut ada di bumi. Konteks ayat tersebut menunjukkan bahwa Hawa diciptakan sebelum Adam masuk ke dalam Surga dan hal ini dikatakan dengan jelas oleh Muhammad bin Ishaq, ia berkata, ”Setelah menyalahkan Iblis, Dia menghadap kepada Adam dan sebelumnya Dia sudah ajarkan seluruh nama-nama. Katsir, Jilid I, 2017 548 Kemudian Adam dibuat mengantuk sebagaimana disampaikan oleh Ahli Kitab dari kalangan Ahli Taurat dan Ahli Ilmi lainnya. Dari Ibn Abbas dan lainnya, kemudian Allah mengambil salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri dan menutup tempatnya dengan daging. Saat itu Adam sedang tidur. Adam belum bangun hingga Allah menciptakan istrinya, Hawa. Dari tulang rusuknya. Allah menciptakannya dalam bentuk seorang wanita agar Adam menjadi tenang kepadanya. Ketika Adam bangun dari tidur, ia melihat Hawa di sampingnya, maka ia berkata, sebagaimana yang mereka katakan Allah lebih tahu, ’daging, darah dan ruhku’. Maka Adam merasa tenang kepadanya, manakala Allah menikahkan Adam dengannya, Dia menjadikan hati Adam merasa tenang kepadanya, lalu Allah berfirman; Dan Kami berfirman "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim. Adapun firman-Nya    , maka itu adalah ujian dari Allah untuk Adam. Para Ulama berselisih pendapat tentang apa pohon tersbut. As-Suddi mengatakan dari seorang yang menyampaikan kepadanya dari Ibn Abbas, ’pohon yang dilarang untuk di makan Adam adalah anggur. Hal senada juga dikemukakan oleh Sa’id bin Jubair, as-Suddi, asy-Sya’bi, Ja’dah bin Hubairah dan Muhammad bin Qais. As-Suddi dalam sebuah riwayat yang disebutkannya juga mengatakan, dari Abu Malik dan Abu Shaleh, dari Ibn Abbas, dari Murrah, dari Ibn Mas’ud dan beberapa orang sahabat, , yakni, pohon anggur, namun kaum Yahudi mengklaim pohon yang 72 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 dimaksud adalah pohon gandum. Katsir, Jilid I, 2017 549 Ibn Jarir berkata, seorang laki-laki dari bani Tamim menuturkan kepadaku, bahwa Ibn Abbas pernah menulis surat kepada Abu al-Jalad untuk menanyakan perihal pohon yang dimakan Adam dan pohon tempat Adam bertaubat. Maka Abu al-Jalad membalas suratnya, ’kamu bertanya kepadaku tentang pohon yang dimakan Adam, adalah pohon gandum. Sedangkan pohon tempat Adam bertaubat adalah pohon zaitun’. Hasan al-Bashri, Wahb bin Muanbbih, Athiyyah al-Aufi, Abu Malik, Muharib bin Ditsar dan Abdurrahman bin Abi Laila juga menafsirkan demikian. Katsir, Jilid I, 2017 549 Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari beberapa orang Yaman, dari Wahb bin Munabbih, ia berkata, ’pohon yang dimaksud adalah pohon gandum. Akan tetapi satu biji pohon gandum di Surga besarnya seperti paha sapi, rasanya lebih lembut dari keju dan lebih manis daripada madu’. Sufyan ats-Tsauri berkata, dari Husain dari Abu Malik,    , maksudnya adalah pohon kurma. Ibn Jarir mengatakan dari Mujahid, , yaitu pohon tin. Qatadah dan Ibn Juraij juga berkata demikian. Abu Ja’far ar-Razi berkata, dari ar-Rabi’ bin Anas, dari Abu al-Aliyah, ’barang siapa yang memakan pohon tersebut maka ia akan buang kotoran, padahal seharusnya di Surga tidak ada kotoran’. Abdurrazaq berkata, Umar bin Abdirrahman bin Muhrib menuturkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Wahb bin Munabbih berkata, Allah menyuruh Adam dan istrinya tinggal di Surga dan melarangnya memakan buah dari sebuah pohon. Pohon tersebut mempunyai dahan yang bercabang satu sama lain. Pohon tersebut juga memiliki buah yang dimakan oleh para Malaikat karena mereka kekal di dalamnya. Itulah pohon yang Allah larang Adam dan istrinya untuk memakannya. Katsir, Jilid I, 2017 550 Keluarnya Nabi Adam dari Surga Godaan Syaitan Terhadap Adam As dan Istrinya Hawa Hingga Memakan Buah Terlarang 73 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 “Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"QS. Thaha/20 120. yakni bersumpah keduanya dengan nama Allah   , sesungguh aku berada disini lebih dahulu dari kalian berdua, dan aku lebih mengetahui tempat ini. Iblis bersumpah kepada keduanya mengenai hal itu dengan nama Allah, sehingga keduanya tertipu. Dan terkadang seseorang bias tertipu jika disebut nama Allah. Qatadah berpendapat mengenai ayat ini bahwa Iblis bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya aku diciptakan sebelum kalian, aku lebih mengetahui daripada kalian, maka ikutilah aku, niscaya aku akan membimbing kalian’. Sebagian ahli ilmu berkata, barang siapa yang menipu kami dengan menyebut nama Allah, kami akan tertipu’. Katsir, Jilid IV, 2017 457 Adam dan Istrinya Mohon Ampunan Kepada Allah QS. al-Baqarah/2 37, “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ada yang berkata, bahwa kalimat dalam ayat ini ditafsirkan oleh firman Allah,               QS. al-A’raf/7 23. Ini diriwayatkan dari Mujahid, Sa’id bin Jubair, Abu al-Aliyah, ar-Rabi’ bin Anas, al-Hasan, Qatadah, Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, Khalid bin Ma’dan, Atha’ al-Khurasani dan Abdurraman bin Zaid bin Aslam. Abu Ishaq as-Sabi’I berkata, dari seorang laki-laki, dari Bani Tamim, ia berkata, aku datang menemui Ibn Abbas dan bertanya kepadanya, kalimat apakah yang Adam terima dari Rabbnya? Ibn Abbas menjawab, Adam diajari ilmu mengenai ibadah haji. Sufyan ats-Tsauri berkata, dari Ubaid bin Umair, ia berkata, ’Adam berkata, Wahai Rabb, kesalahan yang telah aku lakukan, apakah termasuk salah sesuatu yang telah Engkau tuliskan sebelum Engkau menciptakankuatau sesuatu yang aku buat sendiri dari diriku? Allah menjawab, sesuatu yang telah aku tulis atasmu sebelum Aku menciptakanmu, Adam berkata, sebagaimana Engkau 74 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 telah menulisnya atasku maka ampunilah aku’. Itulah firman Allah   . Katsir, jilid I, 2017 554 Keluarnya Adam Bersama Istrinya dari Surga QS. al-Baqarah/2 38, Kami berfirman "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati".Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Penurunan yang kedua ini disebutkan karena berkaitan dengan yang sedisebutkan sesudahnya, yaitu adanya makna yang berbeda. Sebagian dari mereka berkata, ia adalah pengulangan yang berfungsi sebagai penegasan, seperti perkataan, “berdirilah, berdirilah”. Yang lain berkata penurunan pertama dari Surga ke langit paling bawah. Penurunan kedua dari langit paling bawah ke bumi. Wallahu a’lam tentang rahasia-rahasia kitab-Nya. Katsir, jilid I, 2017 558 Allah berfirman dalam rangka mengabarkan tentang perintah-Nya kepada Adam, istrinya dan Iblis hingga Dia menurunkan mereka dari Surga. Maksud anak keturunan Adam yaitu Allah akan menurunkan kitab-kitab dan mengutus Nabi-Nabi serta Rasul-Rasul, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu al-Aliyah, al-Huda petunjuk adalah para Nabi, para Rasul, ayat-ayat dan keterangan. Muqatil bin Hayyan berkata, al-Huda adalah Muhammad. Al-Hasan berkata, al-Huda adalah al-Qur`an. Kedua pendapat ini sama-sama shahih dan pendapat Abu al-Aliyah lebih umum.   , yakni barang siapa yang mengikuti kitab-kitab yang Aku turunkan dan Rasul-Rasul yang Aku utus.  “Niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka”. Yakni dalam perkara akhirat yang mereka hadapi.    “dan tidak pula mereka bersedih hati”. KESIMPULAN Ibn Katsir dalam Tafsir al-Qur`an al-Adzim, memang tidak menyampaikan kisah Nabi Adam secara kronolgis melainkan penulis 75 Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020 yang menyusun ayat dan surah kemudian penafsirannya dari tafsir Ibn Katsir. Dalam al-Qur`an Allah juga menyampaikan kisah Nabi Adam tidak secara runtut dalam sebuah surah melainkan terletak dan tersebar di berbagai surah dan ayat sehingga ada pengulangan pada aneka surah. Namun pengulangan tersebut tidak sepenuhnya sama, melainkan pengulangan itu untuk menguatkan yang sebelumnya. Oleh karena itu, dengan memperhatikan logika yang ditangkap dan dari deskripsi tafsir Ibn Katsir sendiri ditambah dengan penjelasannya pada buku Qashash al-Anbiya` maka dapat penulis simpulkan bahwa kronologis kisah Nabi Adam As dalam al-Qur`an menurutnya adalah Pertama, penciptaan Nabi Adam. Kedua, kisah Adam As tinggal di surga dengan segala fasilitasnya. Ketiga, kisah Adam As dan istrinya dilarang mendekati pohon kuldi. Menurut Ibn Katsir keluarnya `Adam As dari surga ini dalam dua tahap pertama tahap turun ke langit dunia dan kedua tahap turun ke bumi. REFERENSI Katsir, A. al-F. I. I. bin U. bin. 2017. Tafsir al-Qur`an al-Adzim Jilid 1, 4, 6, 7, 8. A. dkk Hidayat, Ed. 3rd ed.. Solo Insan Kamil. Nadim, M. 1945. Al-Mu’jam Al-Mufarras Li Alfazil Qur`an Al-Karim. Mesir Darul Qutb. Rofiqoh, A., & Ansori, I. H. 2017. Kisah-Kisah Qasas dalam Al-Qur`an Perspektif I’jaz. QOF, 1, 25–37. Al-Farmawi, A. 2002. Metode Tafsir Maudhu’i. Jakarta RajaGrafindo Persada. Maliki. 2018. Tafsir Ibn Katsir Metode dan Bentuk Penafsirannya. El-Umdah Jurnal Ilmu Al-Qur`an Dan Tafsir, 11, 74–86. Najib, M. 2015. Kisah Nabi Adam As dalam al-Qur`an Pendekatan Tafsir Tematik. AL-ITQAN, 1, 105–125. Parhani, A. 2012. Adam As dalam Perspektif Hadits Suatu Kajian Tematik Terhadap Hadits Adam Abu al-Basyar. Sulesana, 6, 71–72. Zed, M. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta Yayasan Obor Indonesia. ... At this stage, the development of the fetus passes between the realms of birds and mammals. Bustamar & M Dalil, 2020 Furthermore, the fetus develops to resemble a four-legged animal like an ape. Then this stage has developed further with the presence of a head and preparation for the formation of the most important members of man. ...Humans are formed from the process of evolution according to Charles Darwin. The process of the creation of humans from the point of view of the theory of evolution put forward by a famous scientist named Charles Robert Darwin, who stated that humans were the evolution of ape species or a kind of short-tailed monkey. there is a book entitled 'On The Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favored Racesin The Strungle for Life' which states that humans came from a revolutionary ape species from a very long time ago. Darwin's theoretical paradigm in biological knowledge today is the basic reference in every theory carrying the origin of the development of life organisms. Even though there are many verses of the Qur'an that mention the elements that make up Humans in several verses. This study aims to criticize the theory. The research method used in this research is a systematic literature review. The results of this study The creation of soil according to Tanthawi, went through the following stages, turab Ali-Imran 59, clay mixed with water al-An'am 2, then became thin lazib As-Shaffat 11, then processed into black mud hammain Al-Hijr 26, then became dry clay like pottery ar-Rahman 14, after that it turned into pottery fakhkhar ar-Rahman 14, then became Adam as the first human , in the interpretation of the Ministry of Religion, through stages starting from soil, starch essence comes from soil al-Mu'minun 12, dry clay from shaped mud al-Hijr 26 , and dry soil such as pottery. Ar-Rahman14.Manusia terbentuk dari Proses Evolusi menurut Charles Darwin. Proses terciptanya manusia dari sudut pandang teori evolusi yang dikemukakan oleh seorang ilmuwan yang terkenal bernama Charles Robert Darwin, yang menyatakan manusia adalah evolusi dari spesies kera atau sejenis monyet berekor pendek. ada sebuah buku yang memiliki judul on The Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Racesiin The Strunggle for Life Yang menyatakan bahwa manusia berasal dari spesies kera yang revolusi dari waktu yang sangat lama. Paradigma teori Darwin dalam pengetahuan biologi dewasa ini menjadi rujukan dasar dalam setiap teori-teori mengusung asal-usul dari perkembangan kehidupanorganisme. Padahal banyak ayat al qur’an yang menyebutkan tentang elemen elemen pembentuk Manusia di beberapa ayat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkritik Teori tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah systematic literature review. Hasil dari penelitian ini Penciptaan tanah menurut Tanthawi, melewati tahapan sebagai berikut, turab Ali-Imran 59, tanah liat bercampur air al-An'am 2, kemudian menjadi lazib tipis As-Shaffat 11, kemudian berproses menjadi lumpur hitam hammain Al-Hijr 26, kemudian menjadi tanah liat kering seperti gerabah ar-Rahman 14, setelah itu berubah menjadi gerabah fakhkhar ar-Rahman 14, kemudian menjadi Adam sebagai manusia pertama, dalam tafsir Kemenag, melalui tahapan mulai dari tanah, saripati pati berasal dari tanah al-Mu'minun 12, tanah liat kering dari lumpur berbentuk al-Hijr 26 , dan tanah kering seperti gerabah. Ar-Rahman14... There is an opinion that states, that the attitude of defiance of Satan -in this case does not bow down to Adam -not only because it is based on the manifestation or manifestation of the purity of mono-theism, as they understand from the word Devil "la asjuda illa laka", "I will not worship except You", but also as a manifestation of intellectual supremacy among the Angels at that time, therefore, he rebelled. Bustamar & M Dalil, 2020 There is also an opinion, because of this attitude of intellectual supremacy then Satan is considered to be a creature who first made an analogy or qiyas. Ansari & Qomarudin, 2021 The story of Satan in this surah al-Baqarah -as seen in the above verse of the khitab -initially illustrates the narrative of Adam's creation, which is considered by God as "the only one caliph on the earth". ...Achmad AchmadThe controversy about Iblis as a "convicted" creature, cursed and expelled from various heavenly pleasures is a dramatic and perennial narrative in every divine religion. Since God proclaimed that he would create the first ruling creature on Earth [read Adam], Iblis not only presented himself as a dissident and seducer of Adam and his descendants, as the conclusion of the classical and modern interpretations above but also at the same time a symbol of negative predisposition or personification of crime, borrowing Rahman's term. This means that every form of crime committed by humans, whether in the form of murder, rape, waste, corruption, war, moral misconduct, etc., as often happens in various aspects of contemporary human life is the personification of modern NajibKisah nabi Adam Alayhi al-Salâm dituturkan dalam fragmen-fragmen yang tersebar di berbagai surat. Masing-masing fragmen dituturkan dalam konteks wacana, style bahasa, dan sifat keluasan cerita yang berbeda. Kajian ini mencoba mengupas tentang kisah nabi Adam AS dalam perspektif Al-Qur’an sendiri, secara kronologis peristiwanya sesuai dengan yang dituturkan dalam Al-Qur’an. Kajian ini menggunakan pendekatan tafsir mawdhû’iy atau tafsir tematik. Dalam tafsir mawdhû’iy berbagai ayat yang berkaitan dengan tema yang diambil dikumpulkan kemudian dianalisa dari berbagai aspeknya, baik dari segi asbâb al-nuzûl, munâsabah, analisis kebahasaan, untuk membentuk pandangan yang padu tentang suatu tema. Hasil kajian menunjukkan kisah Adam dituturkan dalam 7 surat, yaitu Shād, al-`A’rāf, Thaha, al-Isrā`, al-Hijr, al-Kahf dan al-Baqarah. Semuanya berupa surat makkiyah kecuali al-Baqarah yang berupa surat madaniyah. Masing-masing surat menuturkan fragmen kisah Adam Alayhi al-Salâm dengan style bahasa dan titik tekan cerita yang berbeda sesuai dengan konteks penceritaan pada surat tersebut. Masing-masing fragmen saling melengkapi dan menjelaskan serta membentuk kisah yang utuh tentang Adam Alayhi al-Salâm. Key word Adam As, tafsir mawdhû’iy, kisah, Al-Qur’ Tafsir Maudhu'i. Jakarta RajaGrafindo PersadaA A Al-FarmawiAl-Farmawi, A. 2002. Metode Tafsir Maudhu'i. Jakarta RajaGrafindo As dalam Perspektif HaditsA ParhaniParhani, A. 2012. Adam As dalam Perspektif Hadits Suatu Kajian Tematik Terhadap Hadits Adam Abu al-Basyar. Sulesana, 6, ZedZed, M. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta Yayasan Obor Indonesia.
TanakhAlkitab: Kain, Habel dan Set (tiga putra) Mitologi: Awina, Azura, dan Luluwa atau Aklima (tiga putri) Adam [catatan 1] adalah tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Menurut keyakinan penciptaan [1] tradisional dalam agama-agama Samawi, Adam dipandang sebagai manusia pertama dan leluhur semua manusia modern.
Jakarta - Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Seluruh makhluk ciptaan-Nya termasuk malaikat tunduk padanya, kecuali SWT berfirman dalam Al Baqarah ayat 30, bahwa Dia akan menjadikan seorang khalifah di bumi. Dia juga mengajarkan nama benda-benda kepada Nabi قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَArab-latin wa iz qaala rabbuka lil-malaa ikati inni jailun fil-ardi khaliifah, qaaluu a taj'alu fihaa may yufsidu fihaa wa yasfikud-dimaa, wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisu lak, qaala innii a'kamu maa laa ta'lamunArtinya "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat "Sesungguhnya, Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhanmu berfirman "Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"Hikmah di Balik Penciptaan Nabi Adam ASIbnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Kisah Para Nabi, menerangkan bahwa terdapat hikmah di balik penciptaan nabi Adam telah memberitahukan kepada malaikat melalui firman-Nya dalam Al Baqarah Ayat 30, bahwa "Sesungguhnya, Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah SWT akan menciptakan Adam dan keturunannya yang sebagian darinya akan menjadi khalifah. Hal ini juga difirmankan dalam Al-An'am ayat 165 yang artinya "Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi."Dalam QS An-Naml ayat 62 Allah SWT juga berfirman, yang artinya "Dan Dialah yang menjadikan kalian manusia sebagai khalifah di bumi."Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT memberitahukan kepada para malaikat tentang penciptaan Adam dan anak keturunannya. Terdapat perkara yang sangat besar yang diberitahukan-Nya sebelum penciptaan malaikat menanyakan tentang perkara itu kepada Allah SWT dalam Al-Baqarah ayat 30 yang artinya "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?".Mereka malaikat bertanya atas dasar hikmah, bukan karena penolakan, sifat negatif, dan kedengkian mereka terhadap Adam dan oleh Qatadah bahwa malaikat telah mengetahui kejadian seperti itu, sebagaimana mereka menyaksikan sendiri kehidupan bangsa jin dan bin al-bin sebelum Adam bin Umar bin Khathtab al-'Adawi berkata, "Seribu tahun sebelum Adam, bangsa jin telah melakukan pertumpahan darah. Selanjutnya, Allah mengutus pasukan malaikat untuk mengusir jin-jin itu ke wilayah pesisir." Hal tersebut juga dikatakan oleh Keistimewaan Nabi Adam ASAllah SWT memerintahkan seluruh makluk-Nya untuk bersujud kepada Adam sebagai wujud penghormatan yang sangat besar dari Allah SWT kepada Adam. Allah berfirman dalam dalam Al-Baqarah ayat 34,Artinya" Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat "Sujudlah kalian kepada Adam." Maka sujudlah mereka, kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir."Adapun 4 keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada Adam antara lain1. Dia diciptakan langsung dengan tangan Allah yang Ditiupkan langsung ruh ciptaan Allah Malaikat diperintahkan untuk sujud kepadanya4. Diajarkan kepadanya nama-nama segala SWT juga menciptakan Hawa dengan tulang rusuk nabi Adam. Hawa dan Adam menjadi sepasang suami isteri yang menghasilkan keturunan-keturunannya di bumi. Sebagian darinya menjadi diturunkan ke bumi, Allah memerintahkan Nabi Adam AS dan istrinya untuk tinggal di surga. Allah berfirman dalam Al-Baqarah ayat 35,وَقُلْنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ ٱلْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَArab-latin wa qulnaa yaa aadamuskun anta wa zaujukal-jannata wa kulaa min-haa ragadan haisu syi tumaa wa laa taqrabaa haazihisy-syajarata faa takunaa minaz-zaaliminArtinya "Dan Kami berfirman "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim."Pohon dan Buah Terlarang bagi Nabi AdamAllah SWT memberitahukan kepada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati pohon yang menyebabkan mereka termasuk orang zalim, sebagaimana difirmankan dalam Al Baqarah ayat satu-satunya makhluk yang tidak mau bersujud kepada Adam, Iblis pun melakukan tipu muslihatnya dengan membujuk Adam dan Hawa untuk memakan buah dari pohon terlarang sebagaimana yang diperingatkan Allah SWT bujuk rayu Iblis, Adam dan Hawa melanggar larangan Allah SWT lalu Dia menurunkan keduanya ke bumi. Termasuk Iblis, karena ia termasuk golongan orang kafir yang tidak mau bersujud kepada berfirman dalam al Araf ayat 18 sebagai berikut,قَالَ ٱخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُومًا مَّدْحُورًا ۖ لَّمَن تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكُمْ أَجْمَعِينَArab-latin qaalakhruj min-haa maz umam mad-huraa, laman tabi'aka min-hum la amla anna jahannama mingkum ajma'inArtinya "Allah berfirman "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya."Taubat Nabi Adam dan HawaSetelah melanggar apa yang menjadi larangan-Nya, Adam dan Hawa pun bertaubat kepada Allah SWT. Seperti yang tercantum dalam firmannya melalui Al-Araf ayat 23 sebagai berikutقَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَArab-latinqaalaa rabbanaa zalamnaa anfusana wa il lam tagfir lanaa wa tar-hamnaa lanakunnaa minal-khaasiriinArtinya "Keduanya berkata "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang merugi."Ayat tersebut merupakan bentuk pengakuan kesalahan yang telah dilakukan Adam dan Hawa dan upaya untuk bertaubat kepada-Nya. Keduanya pun meminta ampun dengan merendah dihadapan-Nya dan penuh ampun inilah yang dapat kita teladani, ketika manusia melakukan perbuatan dosa hendaklah bertaubat kepada Allah SWT dan memohon ampun dengan penuh harap kepada-Nya sebagaimana yang dilakukan Nabi Adam. Sungguh hanya kepada-Nya manusia akan diberikan pertolongan. Simak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik] nwy/nwy
TziWkE.
  • gb3ncb61p8.pages.dev/209
  • gb3ncb61p8.pages.dev/474
  • gb3ncb61p8.pages.dev/837
  • gb3ncb61p8.pages.dev/474
  • gb3ncb61p8.pages.dev/108
  • gb3ncb61p8.pages.dev/902
  • gb3ncb61p8.pages.dev/291
  • gb3ncb61p8.pages.dev/171
  • gb3ncb61p8.pages.dev/643
  • gb3ncb61p8.pages.dev/510
  • gb3ncb61p8.pages.dev/177
  • gb3ncb61p8.pages.dev/98
  • gb3ncb61p8.pages.dev/155
  • gb3ncb61p8.pages.dev/230
  • gb3ncb61p8.pages.dev/422
  • kisah azura putri nabi adam